Joko Anwar, Berkisah Tentang Kehidupan Lewat Film

Esti Utami Suara.Com
Rabu, 20 Januari 2016 | 14:57 WIB
Joko Anwar, Berkisah Tentang Kehidupan Lewat Film
Joko Anwar. (suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menyukai film sejak masih duduk di bangku SMP, selepas kuliah dari Teknik Penerbangan Bandung, Joko justru bekerja sebagai wartawan di sebuah harian berbahasa Inggris di Jakarta. Namun, dunia jurnalistik inilah yang kemudian mempertemukannya dengan banyak orang film sekaligus membuka pintu ke dunia yang menjadi mimpi besar dalam hidupnya.

Joko yang sebenarnya diterima sebagai wartawan berita, sering mengajukan diri untuk meliput acara budaya. Tulisannya yang cerdas dan ulasannya yang tajam membuatnya dipercaya untuk mengisi kolom khusus tentang gaya hidup dan film. Joko pun kemudian menjadi seorang kritikus film.

Pintu itu akhirnya terbuka lebar, ketika ia mewawancarai produser sekaligus sutradara terkenal, Nia Dinata. Pengetahuan Joko yang luas tentang dunia film, mampu membuat Nia terkesan dan mengajak laki-laki yang hobi mancing ini untuk kerja bareng dengannya.

"Arisan!" yang dirilis pada 2003 menjadi debut pertama Joko di kancah film nasional. Di film yang disutradarai Nia Dinata itu, ia dipercaya sebagai penulis naskah. Setelah itu ia dipercaya menyutradarai film pertamanya "Janji Joni" (2005).

Film yang naskahnya ditulis Joko saat masih di bangku kuliah ini mendapat sambutan hangat dari penonton. Lantas menyusul film-film Joko lainnya, seperti "Kala" (2007), "Pintu Terlarang" (2009), "Modus Anomali" (2012) dan terakhir "A Copy of My Mind" (2016).

Sebagai pekerja film, Joko tak terpatok pada satu genre tertentu. Bahkan, banyak orang menyebut karakter film Joko sulit ditebak. Tapi satu hal yang pasti, film-film Joko selalu enawarkan
sebuah kesegaran jika tak bisa dibilang kontroversial.  

Setelah film komedi romantis "Arisan!" dan "Janji Joni", Joko berbelok arah dalam "Kala". Film ini disebut sebagai film noir pertama Indonesia, sekaligus mengukuhkan posisi Joko di peta film nasional bahkan dunia.

Selain Piala Citra, "Kala" juga memberikan  Joko beberapa penghargaan, antara lain Best Film di Berlin Asia Hotshot Film Festival, dan Jury Prize di New York Asian Film Festival.

"Kala" juga diputar di lebih dari 30 festival termasuk di London, Brussels, dan Vancouver, dan  ditasbihkan sebagai salah satu film terbaik dunia tahun 2007 oleh Sight&Sound Magazine, salah satu majalah film terbesar dan bergengsi dunia.  Majalah terbitan Inggris ini bahkan menyebut Joko sebagai salah satu pembuat film tercerdas di Asia.

Membuat film menjadi mimpi besar Joko Anwar yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-40 ini. Dan kini setelah ia mewujudkan mimpi besarnya, ia berharap agar mimpi-mimpinya itu bisa bermanfaat bagi orang lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI