Suara.com - Peristiwa bom Thamrin yang disusul dengan tembakan yang terjadi beberapa waktu lalu tentu meninggalkan jejak kepanikan bagi sebagian orang, tak terkecuali anak-anak.
Sederet pertanyaan tentu berputar-putar di benak mereka. Apalagi berbagai pemberitaan terkait kejadian tersebut menghujani berbagai media, termasuk televisi yang sering ditonton anak-anak.
Lalu, bagaimana menjelaskan kejadian yang menyangkut terorisme ini kepada anak-anak?
Menurut psikolog forensik UI, Nathanael EJ Sumampouw, untuk menjelaskan hal sensitif ini kepada anak, maka orangtua harus menanyakan terlebih dahulu kepada anak mengenai informasi apa saja yang ia ketahui mengenai pertanyaan tersebut.
"Jadi, diawali dengan ajukan pertanyaan apa yang diketahui anak ketika ia menanyakan hal tersebut. Dia tahu itu dari mana, bagaimana pendapatnya," ujar Nael pada acara Ngobras (Ngobrol bareng Sahabat) di Jakarta, Selasa (19/1/2016).
Selain itu ada lima tips lain dari Nael yang bisa Anda terapkan jika buah hati menanyakan hal terkait aksi terorisme yang dilakukan pihak tak bertanggung jawab.
1. Batasi anak dari paparan yang bermuatan kekerasan
Orangtu perlu membatasi anak dari paparan yang bermuatan kekerasan lebih lanjut seperti foto korban bom dan tembakan, atau tayangan di televisi yang menunjukkan kekacauan yang terjadi. Ada baiknya segera alihkan perhatian anak dengan kegiatan positif lainnya.
"Kalau misalnya lagi asyik nonton tv tiba-tiba ada tayangan breaking news soal kasus tersebut, orangtua juga jangan terlalu heboh menanggapi perkembangan beritanya. Agar anak juga tetap tenang dalam menyikapi," imbuh Nael.
2. Ceritakan dengan sederhana apa yang sebenarnya terjadi
Orangtua juga sebaiknya tak memberikan harapan palsu dengan mengatakan bahwa tak ada kejadian darurat yang terjadi. "Saat menjelaskannya juga nggak perlu detil, misalnya pelakunya ISIS-lah," imbuhnya.
3. Dengarkan pendapat anak mengenai perasaan dan pikirannya
Menurut Nael, anak lebih butuh untuk didengar pendapatnya ketimbang banyak menjelaskan apa yang terjadi. Tanyakan apa yang dirasakan dan dipikirkannya terkait kejadian tersebut.
4. Ekstra perhatian
Bagi anak yang berada pada lokasi kejadian tentu akan merasa trauma dengan apa yang terjadi. Sebagai orangtua, sebaiknya memberikan perhatian ekstra kepada anak dan menunjukkan kasih sayang lebih dari biasanya.
5. Fokus pada rutinitas anak
Ketika anak melewati masa-masa sulit akibat kejadian yang menimpanya, maka orangtua harus segera membuat anak kembali ke aktivitasnya. Misalnya dengan langsung bersekolah, mengajaknya bermain yang menjadi favoritnya.
"Dengan adanya rutinitas, anak jadi mengembangkan harapan tentang hari esok. Sedikit demi sedikit ia akan mampu melupakan pengalaman pahitnya," jelas Nael.
Begini Cara Menjelaskan pada Anak Soal Terorisme
Selasa, 19 Januari 2016 | 18:50 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Generasi Alpha dan Revolusi Parenting: Antara Teknologi dan Nilai Tradisional
25 November 2024 | 11:06 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Lifestyle | 19:41 WIB
Lifestyle | 19:03 WIB
Lifestyle | 18:54 WIB
Lifestyle | 18:32 WIB
Lifestyle | 18:19 WIB
Lifestyle | 17:11 WIB