Suara.com - Pariwisata dengan minat khusus atau "special interest tourism" menjadi andalan sebuah negara dalam mengembankan dan membangun dunia kepariwisataannya.
Di Indonesia, sejauh bisa dirujuk, konsep wisata minat khusus itu mulai dikembangkan pada era Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu pada 2012.
"Kami terus menggalakkan promosi seputar kegiatan wisata minat khusus untuk menarik minat wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara," katanya seperti dilansir dalam laman https://indonesia.go.id/kementerian/10667-wisata-minat-khusus-miliki-potensi-untuk-tingkatkan-jumlah-wisatawan.
Sementara itu, Ika Akbarwati dalam laman https://www.selasar.com/ekonomi/wisata-minat-khusus-ceruk-pasar-pariwisata-indonesia menyebut dunia pariwisata saat ini memang sedang menghadapi kecenderungan perubahan paradigma dari massive tourism (wisata massal) menjadi wisata minat khusus itu.
Ia menyatakan wisata minat khusus diartikan sebagai sarana wisata yang lebih fokus kepada ide untuk mendapatkan pengalaman yang unik dan tidak bisa didapatkan di tempat lain.
Para ahli memberikan pengertian wisata dimaksud lebih kurang adalah perjalanan orang-orang yang pergi ke suatu tempat karena mereka memiliki minat khusus yang dapat dikejar di daerah tertentu atau tujuan tertentu.
Selain itu, ada juga unsur untuk mendapatkan pengalaman yang khas, unik, dan mungkin tidak bisa didapatkan di tempat lain.
Dalam kaitan itu, Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Bogor bersinergi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) setempat menggagas sebuah program wisata minat khusus dengan mengandalkan potensi yang dimiliki, dan sejauh ini belum dimiliki daerah lain di Tanah Air.
"Saat ini, sekurangnya di Bogor ada 11 lapangan golf berstandar internasional, dan jumlah itu tidak dimiliki daerah lain, dan bahkan mungkin di Jakarta sendiri," kata Ketua BPPD Kabupaten Bogor H Zainal Saprudin, M.Si.
BPPD sendiri dibentuk dengan Peraturan Bupati (Perbub) No. 58 Tahun 2013 dan Keputusan Bupati No. 556/146/Kpts/Per-UU/2014 pada Februari 2014 untuk mempromosikan dan memajukan usaha pariwisata di Kabupaten Bogor.
Berdasarkan Perbub dan Keputusan Bupati itu Kepala Disbudpar Kabupaten Bogor Rachmat Surjana menetapkan tujuh orang sebagai anggota badan itu.
Komposisinya, Ketua dijabat Zainal Sapruddin dari unsur travel dan pariwisata, Wakil Ketua Dr Ir Ricky Avenzora, M.Sc.F.Trop, pakar ekowisata dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Sekretaris Agus Chandra Bayu, dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Infonesia (PHRI), dengan anggota Sunarya dan Makhrus Arizal, dari Perhimpunan Pramuwisata Indonesia (PPI) serta Janter Panjaitan dari unsur pers.
Kunjungan bertambah Ia mengemukakan dengan sumber daya lapangan golf bertaraf dunia yang jumlahnya tidak dimiliki daerah lain, lambat tapi pasti mulai ada tambahan kunjungan wisatawan mancanegara ke daerah itu.
Berdasarkan rujukan data yang ada sebelum ada BPPD Kabupaten Bogor, wisatawan dengan minat khusus golf itu, setahun kisarannya yang datang tidak lebih dari 1.000 orang.
"Namun, setelah setahun Badan Promosi Pariwisata Kabupaten Bogor dibentuk, kini wisatawan dengan minat khusus golf yang datang 1.000 hingga 1.200 orang per bulan," katanya.
Sebelumnya, kata dia, wisatawan dengan minat khusus itu, khususnya dari Singapura, Malaysia, dan negara lain menjadikan tujuan utama mereka ke Tiongkok.
Namun, kata dia, seiring dengan promosi gencar yang dilakukan pihaknya, kini wisatawan dimaksud sudah mulai datang ke Kabupaten Bogor.
Bahkan, Zainal berani mengklaim meningkatnya wisatawan dengan minat khusus olahraga golf itu menjadikan daerah itu kini menjadi pesaing utama Tiongkok dalam jenis wisata itu.
Karena itu, pihaknya juga telah memproklamirkan diri Kabupaten Bogor siap menjadi destinasi pariwisata golf dunia dengan makin bertambahnya kunjungan wisatawan dengan minat khusus itu.
Strategi promosi Fakta itu, kata dia, menunjukkan bukti bahwa strategi promosi yang dilakukan pihaknya mulai efektif sehingga akan terus dikembangkan secara sinergis dengan bentuk pariwisata lainnya.
Di antaranya, kata dia, adalah bagaimana meningkatkan masa tinggal wisatawan dengan minat khusus itu setelah main golf, seperti berkunjung ke pusat kuliner dan juga wisata budaya.
Khusus untuk wisata khusus golf itu, pihaknya bersama Disbudpar -- dan atas bantuan dang dukungan Kementerian Pariwisata -- telah melakukan program wisata pengenalan (Fam Trip) dengan mengundang 11 agen golf dari kawasan Asia Pasifik untuk datang dan melihat potensi wisata golf di Bogor.
Saat ini, kata dia, wisatawan dengan minat khusus golf yang datang berasal dari kawasan Asia, seperti Singapura, Tiongkok, Jepang, Korea, namun seiring dengan promosi yang dikembangkan, mereka akan menyasar wisatawan dari kawasan lain, baik dari kawasan Pasifik seperti Australia dan Selandia Baru, dan juga Eropa.
Kepala Disbudpar Kabupaten Bogor Rahmat Surjana mengakui pihaknya terbantu dengan upaya yang dilakukan BPPD Kabupaten Bogor itu.
"Kalau target kunjungan wisatawan mancanegara untuk Kabupaten Bogor 6 juta orang, dengan sumbangan wisatawan dengan minat khusus yang rata-rata per bulan 1.000-1.200 orang, maka kontribusinya sangat signifikan," katanya.
Untuk itu, pihaknya akan terus melakukan sinergi dengan BPPD Kabupaten Bogor dan juga pemangku kepentingan lainnya guna terus menemukan strategi yang semakin efektif untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di daerah itu.
Rahmat juga menegaskan bahwa tidak ada tumpang tindih fungsi antara Disbudpar dengan BPPD, namun justru sinergi yang terus membaik.
"Intinya, meski di Disbudpar ada bidang promosi juga, namun bidang garapannya adalah untuk skala lokal, sedangkan untuk regional, nasional, dan bahkan internasional adalah ranah BPPD," katanya.
Mengenai dukungan anggaran BPPD Kabupaten Bogor melalui APBD yang nilainya baru Rp200 juta setahun, pihaknya berkomitmen akan memberikan tambahan proporsional karena yang dilakukan BPPD sudah menunjukkan hasil.
"Tentu kami juga membutuhkan dukungan dari pemangku kepentingan lain, termasuk dari DPRD yang punya kebijakan menentukan anggaran sehingga tugas dan fungsi BPPD semakin optimal," katanya.
Ketua BPPD Kabupaten Bogor Zainal Saprudin menambahkan bahwa soal alokasi anggaran pihaknya memosisikan diri dalam kapasitas "mengoptimalkan yang ada" dahulu.
"Intinya, kami tidak tergantung sepenuhnya pada alokasi anggaran pemerintah daerah, namun kita juga mengharapkan dukungan," katanya. (Antara)