Ada Apa di "Ayat-ayat Cinta 2"?

Esti Utami Suara.Com
Rabu, 16 Desember 2015 | 20:41 WIB
Ada Apa di "Ayat-ayat Cinta 2"?
Ilustrasi umat Muslim sedang salat [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Novelis Habiburrahman El Shirazy menyatakan, karya terbarunya Ayat-Ayat Cinta 2 merupakan jawaban dari maraknya gelombang Islamphobia yang terjadi di dunia barat saat ini.

"Tantangan umat Islam saat ini khususnya di dunia barat yakni maraknya Islamphobia. Maka buku Ayat-Ayat Cinta 2 bisa menjawab tantangan itu," jelas Habiburrahman saat memberikan sambutan di Festival Sastra Islam Nasional (FSIN) di Universitas Islam Makassar (UIM), Sulawesi Selatan, Rabu (16/12/2015).

Ia menjelaskan, buku yang baru dirilis itu memang bercerita bagaimana Fahri yang berdakwah di Eropa menghadapi kondisi munculnya Islamphobia. Fahri yang menjadi tokoh utama dalam cerita itu, kata Habibue, juga diceritakan mengikuti acara debat terbuka. Dalam debat itu pula, Fahmi mendapatkan kesempatan menjelaskan bagaimana Islam yang sebenarnya.

"Melalui Festival Sastra Islam Nasional ini tentunya sebagai upaya untuk memberikan pemahaman yang positif bagi masyarakat," katanya.

Sementara Ketua Panitia FSIN 2015 Fitrawan Umar mengatakan, sastra merupakan salah satu alat yang efektif untuk menyebarkan citra Islam dan bisa dengan mudah dicerna masyarakat. Maka dari itu, melalui satsra diharapkan bisa memberikan pencerahan dan bukan isu atau proyek propaganda.

Umar berharap, FSIN 2015 bisa menjadi penyeimbang dan mampu memberikan manfaat dalam perilaku manusia.

Sementara Pembina Forum Lingkar Pena (FLP) Makassar, Edi Sutarto, menjelaskan sastra Islam merupakan sastra yang mengajak para pembaca untuk tetap mengingat kekuasaan Allah. Satra Islam juga bisa dimanfaatkan sebagai ajang dakwah atau menyampaikan hal yang postif kepada masyarakat.

Bahkan sastra Islam juga bisa menjadi media untuk meredam tindakan-tindakan yang dilarang agama. Sebagai negara yang mayoritas beragama Islam maka selayaknya dibutuhkan pendekatan-pendekatan keislaman yang lebih ramah dan damai. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI