Ini Alasan Untuk 'Mengerem' Konsumsi Tuna

Esti Utami Suara.Com
Minggu, 13 Desember 2015 | 12:57 WIB
Ini Alasan Untuk 'Mengerem' Konsumsi Tuna
Ilustrasi ikan tuna segar. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kabar tak sedap bagi Anda para penyuka ikan tuna, populasi tuna semakin menipis. Laporan terakhir West Pacific and East Asian Seas (WPEA) menyebutkan telah terjadi penurunan yang mengkhawatirkan pada stok cakalang dan tuna mata besar di tingkat regional. Ini disebabkan penangkapan tuna secara besar-besaran.

Masa depan perikanan tuna tersebut mendominasi Pertemuan Regional Komisi Perikanan Wilayah Pasifik Barat dan Tengah (Western and Central Pacific Fisheries Commission/WCPFC) yang berlangsung di Bali awal Desember lalu.

Sebanyak 480 delegasi dari negara anggota WCPFC, termasuk Indonesia, merumuskan kesepakatan langkah pengelolaan perikanan tuna dari setiap negara anggota di wilayah Samudera Pasifik bagian tengah dan barat.

Berdasar laporan dan pertemuan tersebut, WWF menghimbau Pemerintah Indonesia untuk segera mengambil langkah  perbaikan pengelolaan perikanan dari hulu ke hilir, agar komoditas perikanan tuna Indonesia dapat berkelanjutan.

”Langkah-langkah perbaikan pengelolaan untuk  perikanan tuna meliputi penyusunan strategi pemanfaatan, pengaturan pemanfaatannya (Harvest Control Rule) di perairan kepulauan yang harus selaras dengan WCPFC, kepatuhan terhadap standar RFMO (Regional Fisheries Management Organization) terutama pada pemenuhan data yang akurat, dan penempatan observer onboard (penilik yang ikut di atas kapal - red),” ujar Abdullah Habibi, Manajer Program Perbaikan Perikanan Tangkap dan Budidaya WWF Indonesia.

Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)  menyebut, Indonesia merupakan negara dengan potensi tuna tertinggi di dunia. Tahun 2014, total produksi tuna mencapai 613.575 ton per tahun dengan nilai sebesar Rp6,3 triliun per tahun.

Namun potensi perikanan tuna di Indonesia dikhawatirkan akan terus menghadapi penurunan jumlah tangkapan jika tak dilakukan aksi segera,” ujarnya dalam keterangan persnya.

Untuk mendukung perbaikan sektor perikanan menuju keberlanjutan, WWF-Indonesia telah membangun skema Seafood Savers. Seafood Savers adalah upaya memfasilitasi perbaikan perikanan pada skala industri yang mengedepankan skema business to business.

Selain Seafood Savers, WWF  juga  telah menyusun panduan mengenai praktik perikanan yang lebih baik dalam serial dokumen BMP (Better Management Practices) perikanan tangkap, tangkapan sampingan dan  perikanan budi daya, untuk pengusaha dan nelayan. Panduan ini untuk membantu para nelayan dalam menangkap biota secara ramah lingkungan dan berkelanjutan, termasuk proses penanganan dan pengemasannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI