Suara.com - Menyesap secangkir kopi, di tengah hawa sejuk pegunungan. Hhmm, tentu ini akan menjadi kemewahan tersendiri. Apalagi jika ditemani penganan lezat dan kawan-kawan dekat. Itulah yang coba ditawarkan Kedai Kopi Chang, yang buka pertengahan November ini.
Memilih lokasi di Cipayung, Puncak, kedai kopi yang memiliki arti berlian dalam bahasa Mandarin itu, menyasar mereka yang senang berburu kuliner.
Tak sulit menemukan kedai kopi yang cukup luas ini. Dari pinggir jalan, kedai kopi yang merupakan bagian kawasan Puri Avia dan Athalia Lifestyle Resort ini sudah terlihat lewat papan nama yang cukup besar.
Awalnya, kedai kopi ini hanyalah tempat persinggahan mereka yang sedang jalan-jalan ke Puncak. Tapi oleh pemiliknya, konsepnya diubah menjadi lebih besar dan nyaman, sehingga pengunjung betah berlama-lama di sini. Nyaman dan hangat, itulah kesan pertama yang saya dapati. Batu bata telanjang yang sengaja hanya dicat putih tampak mendominasi. Deretan kursi kayu yang ada pun terisi penuh.
Di tengah ruangan, terlihat barista sibuk meracik minuman di bar kopi yang dibuat lebih tinggi dari tempat pengunjung duduk. Di sini, Anda juga bisa menonton aksi sang barista dan belajar tentang kopi bersamanya.
Bagi Anda yang ingin menikmati sepoi angin dan udara dingin khas puncak, Anda bisa memilih tempat di bagian luar. Cahaya lampunya yang dibuat temaram membuat pengunjung nyaman untuk saling berbincang di ruangan bernuansa kayu itu.
Kedai Kopi Chang ingin meng-highlight ragam kopi Indonesia. Ada belasan kopi lokal yang ditawarkan. Beberapa diantaranya ialah Toraja Sapang, Liberika Batang, Dolog Sanggul, Enrekang Bungin, Enrekang Bonobone, Pantan Musara Natural, Kintamani Honey, Koerinci, Wamena, hingga Malabar Honey.
"Kita mau menyajikan kopi yang diproduksi dari daerah-daerah penghasil kopi di Nusantara," terang Sulaeman Nur, pengelola Kedai Kopi Chang.
Di sini, pengunjung seolah diajak melihat bagaimana proses pembuatan kopi, mulai dari biji kopi yang sudah disangrai dihaluskan, bubuknya dipadatkan, dimasukkan ke alat pembuat kopi, hingga akhirnya tersaji secangkir kopi yang nikmat.
Sebagai teman minum kopi tersedia berbagai penganan, seperti pisang lapis keju dan brownies astor lumer.
Nggak suka kopi? Jangan dulu khawatir, karena Kedai Kopi Chang juga menyediakan ragam minuman unik lainnya. Sebut saja, minuman bernama Sweet baby corn yang dibuat dari bahan dasar jagung, susu serta vanila. Rasanya sangat unik! Menurut Sulaeman minuman andalan Kedai Kopi Chang ini, lebih pas disajikan dingin.
Adapula jus kedondong yang memiliki rasa asam yang segar. Warna hijaunya menarik hati. Tak perlu takut penuh serat, minuman ini sudah sedemikian rupa dibuat agar bisa dinikmati sebagai minuman yang lezat.
"Kami sengaja menyajikan minuman yang tidak umum untuk daya tarik. Kita juga punya jus terong Belanda yang unik," tambahnya.
Untuk mereka yang ingin makan besar, Kedai Kopi Chang menyajikan berbagai makanan tradisional Indonesia. Saya pun memesan Nasi goreng Kakachan. Nasi goreng bernama unik ini, disajikan dengan dibungkus telur dadar.
Setelah dibuka, saya menemukan berbagai seafood seperti cumi dan udang, irisan wortel, taburan abon dan ini dia yang spesial di sana. Dan, ada irisan mangga yang semakin menggugah selera.
Nasi goreng ini dimasak tanpa menggunakan kecap. Rasanya gurih dengan aroma terasi dan lada yang cukup kuat.
Untuk menghangatkan tubuh di tengah cuaca dingin, saya juga memesan Chang buntut alias sup buntut spesial di sini. Hidangan ini berupa buntut sapi yang dimasak dengan bumbu kecap, sehingga terasa manis. Kuahnya disajikan dalam mangkuk yang berbeda. Dagingnya begitu empuk dan makin terasa lengkap rasanya saat menyeruput kuah suo yang hangat. Ini memang hidangan yang cocok untuk disantap di sini.
Jadi jika sedang ke Puncak, cobalah mampir ke sini. Harga minuman dan makanan di sini cukup terjangkau. Secangkir kopi di sini dibanderol antara Rp18-38 ribu. Sementara untuk makanannya berkisar antara Rp18-100 ribu.