Sapaan hangat dari para pelayan menyambut setiap tamu yang menyambangi gerai restoran ini. Sapaan itu bukan sekedar ucapan "Selamat Siang" atau "Hai, ada yang bisa saya bantu?" tapi juga menanyakan kabar dari pengunjung yang datang.
"Kita memang mengusung konsep kasual Amerika. Jadi nggak terlalu formal, tujuannya agar lebih hangat dengan konsumen. Misalnya menanyakan kabar atau pernahkah menikmati menu JR sebelumnya," terang Rizki Nuari Prasetya, Store Manager Johnny Rockets Jakarta kepada suara.com beberapa waktu lalu.
Di Indonesia, lanjut Rizki, Johnny Rockets telah memiliki beberapa gerai, salah satunya di Lotte Shopping Avenue.
Di sini interiornya ditata dengan konsep hybrid alias paduan modern dan industrial. Elemen kayu yang natural mendominasi berpadu dengan bangku warna merah yang menjadi ciri khas restoran siap saji yang berdiri sejak 1986 ini.
"Jadi memang setiap gerai harus patuh terhadap code of conduct meski sistemnya waralaba. Termasuk warna merah dan juga lagu-lagu yang diputar di Jukebox harus bertema 1950 hingga 1980an," imbuhnya.
Harus diakui lagu-lagu rock n roll yang diputar oleh Jukebox mampu membuat suasana resto menjadi atraktif. Pelayan yang bertugas pun akan bergoyang lincah mengikuti alunan musik. Tak jarang beberapa pengunjung pun diajak untuk menggerakkan tubuhnya, sehingga suasana semakin seru.
Hal ini tak urung menarik perhatian pengunjung mal untuk sejenak menghentikan langkahnya dan memperhatikan tarian energik yang dimainkan pramusaji. Ya, begitulah cara Johnny Rockets memancarkan aura positif bagi pengunjung resto dan orang-orang di sekitarnya.
Soal menu makanan, Rizki mengatakan bahwa Johnny Rockets merupakan salah satu gerai hamburger yang memiliki cita rasa khas Amerika.