Suara.com - Peneliti Cekungan Bandung yang juga Ketua Masyarakat Geografi Indonesia, T Bachtiar menyatakan, kawasan karst Citatah, Kabupaten Bandung Barat, dapat dijadikan laboratorium alam untuk berbagai disiplin ilmu.
"Karst Citatah bisa dijadikan laboratorium alam untuk berbagai disiplin ilmu seperti geologi, geografi, arkeologi dan speleologi," kata Bachtiar dalam acara Seminar dan Jelajah Karst "Ayo (Kembali) Mengenal Karst Kita" yang diselenggarakan Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam (PMPA) PALAWA Universitas Padjadjaran di Bandung, Sabtu (7/11/2015).
Dia mengatakan, karst Citatah kaya akan bentukan alam terlebih lagi lokasinya yang dekat ke Bandung yakni 20-25 kilometer. Kota Bandung, katanya, sebagai pusat pendidikan sangat berkepentingan dengan adanya kampus lapangan untuk membina pengalaman langsung para siswa dan mahasiswa.
Untuk arkeologi di kawasan kars Citatah bisa belajar mengenai manusia purba mengingat di Gua Pawon ditemukan tengkorak manusia purba yang berusia antara 6.000 sampai 9.000 tahun.
"Manusia purba berindentitas perempuan itu, terkenal dengan Homo Sapien," katanya.
Posisi tengkorak manusia purba itu dalam keadaan meringkuk yang terawetkan dengan abu dari letusan Gunung Sunda (cikal bakal Gunung Tangkuban Perahu). Tengkorak aslinya sudah diamankan di Balai Arkeologi. Di kedalaman satu meter penemuan tengkorak manusia purba itu juga terdapat arang.
"Ini membuktikan mereka sudah memasak dan memakan daging binatang yang tulangnya digunakan sebagai senjata," ujarnya.
Termasuk juga ditemukan biji kemiri atau muncang. Bahkan ditemukan pula perhiasan seperti taring yang ada bolongnya. Dari semua temuan itu, menurut Bachtiar, bisa dipelajari bagaimana keberadaan manusia purba di kawasan karst Citatah.
Sementara itu, Budi Bramantyo peneliti dan pemerhati karst Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB) menyatakan kawasan karst Citatah bisa dijadikan Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) melalui Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM.
"Kepmen ini sesuai kepentingan untuk melindungi keberadaan karst Citatah mengingat pentingnya lokasi tersebut (bisa dijadikan laboratorium alam)," katanya.
Dalam acara geotrek Gua Pawon itu, sekitar 60 peserta mengikuti kegiatan menapaki Gua Pawon yang banyak peninggalan sejarah masa lalu.(Antara)
BERITA MENARIK LAINNYA:
Sebut Marquez jadi 'Bodyguard' Lorenzo, Rossi: Itu Memalukan!
Gitar John Lennon yang Dicuri Terjual Rp35 M
Hati-hati, Makanan Ini Bisa Memicu Batu Ginjal
Asyik Jalan di Bundaran HI, Bocah Ini Dipalak Orang Berpedang
Perempuan Ini Baru Tahu Dirinya Hamil Satu Jam Sebelum Melahirkan