Mengapa Selingkuh Sering Menjadi Kebiasaan Lelaki?

Rabu, 04 November 2015 | 13:50 WIB
Mengapa Selingkuh Sering Menjadi Kebiasaan Lelaki?
Ilustrasi. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - "Sekali saja seseorang berselingkuh, maka ini akan menjadi kebiasaan. Mungkin Anda pernah mendengar ungkapan ini. Selain itu ada  kecenderungan mereka yang berselingkuh juga akan menurunkan kebiasaan ini kepada keturunannya.

Ternyata hal ini bisa dijelaskan secara ilmiah. Menurut para ahli , hal ini disebabkan oleh beberapa alasan. Berikut adalah penjelasan mengapa hal ini dapat terjadi, berdasarkan penelitian AsapSCIENCE.

1. Dopamin
Hormon yang disebut sebagai hormon kesenangan ini dirilis ketika seseorang berolahraga, makan makanan yang lezat atau mencapai orgasme. Dopamin memainkan peran besar tentang keinginan seseorang untuk berselingkuh atau tidak. Menurut penelitian

Sekitar 50 persen orang yang memiliki varian alel panjang reseptor dopamin mengaku telah berselingkuh, sementara mereka yang memiliki alel pendek hanya sekitar 22 persen yang berselingkuh.
Tapi orang dengan alel panjang memang cenderung mengambil risiko, dan lebih sering terlibat dalam perilaku yang sifatnya bersenang-senang, seperti minum alkohol berlebihan dan mengonsumsi obat-obatan.

Dalam istilah sederhana, ini berarti bahwa mereka yang senang berselingkuh memiliki variasi genetik dengan sifat tersebut. Ini menandai mereka memiliki tipe genetik "perselingkuhan" sejak lahir.

2. Uang
Di luar aktor genetik, AsapSCIENCE mengatakan bahwa lelaki yang menghasilkan lebih banyak uang lebih mungkin untuk berselingkuh. Dalam skala lain, lelaki juga lebih mungkin untuk berselingkuh jika mereka sering tinggal di rumah sementara istri mereka bekerja. Untuk menghindarinya, sebaiknya baik suami dan istri menghasilkan jumah uang yang seimbang.

3. Vasopressin
Mirip dengan oksitosin, hormon vasopressin mempengaruhi kepercayaan, empati, dan ikatan sosial. Para ilmuwan telah melakukan penelitian di mana mereka menyuntikkan hormon ini pada hewan dan menemukan bahwa hewan tersebut lebih memilih untuk tetap monogami.

Studi pada manusia juga telah menunjukkan dampak dari vasopressin. Dengan meneliti 7.000 pasangan kembar di Finlandia, peneliti menemukan bahwa perempuan yang berselingkuh memiliki varian gen yang tingkat hormon vasopressinnya rendah.

Apakah ini berarti kita harus mulai menyuntikkan banyak vasopressin? Ya, mungkin, tapi ini perlu lebih banyak penelitian.

4. Emosional
Jelas, hal-hal emosional sangatlah berpengaruh terhadap perselingkuhan. Masalah yang belum terselesaikan, perasaan yang masih tersimpan dari hubungan masa lalu, semua akan berdampak pada apakah seseorang akan berselingkuh. (metro.co.uk)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI