Didi Budiarjo Pindahkan Warna Cat ke Panggung "Runway"

Kamis, 29 Oktober 2015 | 15:15 WIB
Didi Budiarjo Pindahkan Warna Cat ke Panggung "Runway"
Salah satu koleksi terbaru dari Didi Budiarjo. (suara.com/Dinda Rachmawati)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Warna menjadi elemen penting di dunia kreatif. Dengan permainan warna keindahan pun hadir di depan mata. Konsep inilah yang digunakan desainer kenamaan Didi Budiardjo dalam peragaan busananya di Jakarta Fashion Week (JFW) 2016, Rabu (28/10/2015), di Fashion Tent, Senayan City, Jakarta Pusat.

Dalam peragaan busana yang dikemas sebagai rangkaian peluncuran produk "Dulux Ambience", lini cat premium terbaru dari Dulux, Didi menampilkan 24 look. Busana-busana ini dibagi menjadi empat sekuen yang masing-masing mewakili tekstur efek khusus dari cat Dulux Ambience, yakni linen, velvet, marble, dan metallic.

Koleksi Linen muncul  pertama, setelah sebelumnya para penari yang cukup atraktif meramaikan runway JFW 2016. Deretan pilihan gaun malam dengan siluet struktural dan potongan A-line pun hadir. Sesuai temanya, Didi menggunakan material dari serat linen dan motif floral dengan warna alami yang lembut. Putih dan warna pastel mendominasi sekuen ini.

Selanjutnya, koleksi berwarna yang lebih gelap dan terkesan sangat elegan muncul dalam sekuen Velvet. Bahan velvet yang digunakan bertransformasi dengan siluet tabung, yakni gaun lurus yang cantik.

Marbel dalam sekuen ketiga terlihat lebih anggun dengan bahan sifon yang ringan dan flowly. Gaun-gaun ini memiliki bercak lukisan abstrak untuk motifnya, sesuai dengan motif khas marmer.  Didi juga menggunakan beberapa aksesoris, bros batu-batuan alam untuk semakin mempercantiknya.

Metallic sebagai sekuen terakhir, ditandai dengan busana-busana dengan siluet menggelembung seperti kepompong. Koleksi berpotongan silinder ini sungguh spesial, karena desainer berkaca mata ini menyisipkan sulam emas Palembang yang sudah berusia 80 tahun, yang sudah lama ia simpan. Sulaman tersebut digunakan Didi menghiasi saku dari setiap busana di sekuen ini.

"Saya sudah simpan cukup lama, ketika saya buat koleksi ini, saya berpikir mau saya keluarkan. Penggunaannya harus hati-hati, karena beberapa benangnya cukup rapuh. Sulaman ini dibuat dari benang jantung, yakni benang yang terbuat dari emas murni dan cermin kecil yang dipotong halus juga rapuh," jelasnya usai peragaan busananya.

Sebagai penutup, model Nadya Hutagalung muncul dengan sangat anggun dengan mengenakan gaun bernuansa emas, dengan material tenun, yang dibuat secara khusus sehingga membentuk suatu motif tertentu.

"Koleksi ini terinspirasi dari para perempuan di dalam lukisan atau 'women in painting'. Lukisan yang saya lihat, yang berasal dari abad ke 19 hingga 20 dengan karakter yang berbeda-beda," kata Didi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI