Sepenggal Kisah dari Jalan Braga

Esti Utami Suara.Com
Rabu, 28 Oktober 2015 | 12:43 WIB
Sepenggal Kisah dari Jalan Braga
Jalan Braga yang termashur. (suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Siapa tak kenal Jalan Braga? Nama jalan di kota Bandung ini sudah dikenal sejak masa pemerintahan Hindia-Belanda. Dan, kini Jalan Braga menjadi salah satu maskot dan salah satu obyek wisata di kota kembang.

Jalan Braga, mengusung konsep 'one stop holiday' dan merupakan pusat keramaian sekaligus pusat bisnis di Kota Bandung. Menyusuri Jalan Braga, Anda juga bisa merasakan geliat kegiatan budaya di sana.

Sejumlah toko masih mempertahankan bentuk aslinya. Demikian juga bangunan yang difungsikan menjadi restoran juga didesain dengan gaya vintage, sehingga berjalan-jalan di sana akan merasakan pengalaman yang berbeda.

Sepanjang Jalan Braga, diapit toko-toko dengan arsitektur dan tata kota yang tetap mempertahankan ciri arsitektur kolonial masa Hindia Belanda. Tata letak pertokoan tersebut mengikuti model yang ada di Eropa pada tahun 1920-1940an.

Jejak awal abad ke-20 itu bisa ditemukan di pertokoan Sarinah, Apotik Kimia Farma dan Gedung tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika Gedung Merdeka (Societeit Concordia ).

Jalan Braga juga dikenal dengan pelukis jalanannya. Jadi jika sedang berniat belanja lukisan, Braga adalah pilihan yang tepat.

Sejarah.
Awalnya jalan sepanjang sekitar 700 meter ini adalah sebuah jalan kecil di depan pemukiman yang tak begitu ramai. Bahkan oleh warga setempat jalan Braga pernah disebut sebagai 'jalan culik' karena cukup rawan. Jalan ini juga dikenal sebagai Jalan Pedati (Pedatiweg) pada tahun 1900-an karena banyaknya pedati yang lewat di sana.

Jalan Braga menjadi ramai karena banyak usahawan-usahawan berkebangsaan Belanda mendirikan toko-toko, bar dan tempat hiburan di kawasan itu seperti toko Onderling Belang.

Pada dasawarsa 1920-1930an banyak bermunculan toko-toko dan butik yang mengambil model di kota Paris yang saat itu sudah menjadi kiblat mode dunia. Dibangunnya gedung Societeit Concordia, Hotel Savoy Homann, gedung perkantoran dan lain-lain di beberapa blok di sekitarnya meningkatkan kemasyhuran Jalan Braga.

Namun dalam perjalanannya, kegiatan prostitusi juga menyertai perkembangan jalan Braga. Banyak perempuan penghibur yang menjajakan diri, dan konon dari kondisi inilah istilah kota kembang bagi Kota Bandung lahir.

Jika ingin mencicipi rasa kekinian, maka mampirlah ke Braga City Walk yang kini seolah menjadi jantung Jalan Braga. Kawasan ini menggabungkan beberapa pusat keramaian seperti mal, kondominium, hotel dan restoran. Jadi Anda bisa nongkrong sambil menikmati berbagai hiburan di sini.

Bangunan kuno di sekitarnya  makin membuat Braga City Walk,  sayang untuk dilewatkan. Apalagi untuk mereka yang datang ke Bandung dengan niat mendapatkan foto-foto indah.

Biasanya Jalan Braga akan ramai saat akhir pekan atau liburan sekolah. Tak hanya muda-mudi kota kembang yang menyesaki jalan ini, tak sedikit pengunjung dari luar kota yang menyempatkan diri mampir ke sini. Jadi jika ke Bandung, jangan lupa mampir ke Jalan Braga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI