Alat Penyaringnya Telah Diuji Coba
Sebagai penyaring yang digunakan pada alat ini, Benny menggunakan pasir, ijuk dan batu zeolit yang sudah diaktivasi.
Menurutnya, dengan menggunakan 'Detective', limbah detergen yang semula memiliki tingkat PH diatas 8 bisa diturunkan menjadi netral atau berkisar di PH 7.
"Tingkat basa dalam limbah detergen sangat berbahaya. Kita uji coba pada ikan mujair dengan ketahanan hidup yang lama ternyata mati setelah ditampung di kolam limbah detergen selama satu jam. Tapi pada air yang sudah difilter dengan Detective, ikan tetap hidup karena kadar air sudah netral," imbuhnya.
Sejauh ini, alat yang diciptakannya itu telah dipakai di dua sekolah di Malang dan beberapa rumah di Lampung dan Sukabumi. Ke depan, ia berharap semakin banyak rumah tangga menggunakan teknologi ciptaannya tersebut yang ramah lingkungan.
Lewat alat penyaring ciptaannya ini, Benny berharap, selain bisa membantu menyelesaikan masalah sedimentasi waduk dan macetnya turbin PLTA Mrica karena eceng gondok, juga bisa membantu masalah air bersih didaerah asalnya.
"Saya berasal dari pelosok Lampung, Bumi Dipasena Utama, sebuah desa yang warganya menampung air hujan untuk kebutuhan pokok harian. Tetapi, ketika musim kemarau tiba, persediaan air habis," ujar penyuka Pempek Palembang dan mie goreng ini.
Oleh karena itulah Benny sangat termotivasi membuat filter yang bisa menghasilkan air bersih untuk keperluan sehari-hari.
"Banyak yang telah membimbing saya ketika membuat inovasi tersebut, di antaranya guru-guru SMAN 1 Bawang, Banjarnegara, Ibu Widi Hidayati, Ibu Rina Haryani, dan Bapak Yuni," urainya yang bergabung di lembaga Riset Mahasiswa FMIPA Universitas Brawijaya (LSO RITMA) ini.
Segudang prestasi dan harapan ...