Ini Sebabnya Makin Banyak Pelaku Cinta Sesama Jenis

Esti Utami Suara.Com
Rabu, 21 Oktober 2015 | 16:31 WIB
Ini Sebabnya Makin Banyak Pelaku Cinta Sesama Jenis
Ilustrasi penyuka sesama jenis. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Penyimpangan seksual sesama jenis yang dilakukan kelompok lesbi, gay, biseksual dan transgender (LGBT) ternyata oleh sebagian remaja dianggap sebagai hal yang lumrah dan keren, sehingga para orang tua diminta mewaspadainya.

"Itu kan luar biasa banget, di mana ada orang yang melakukan penyimpangan kok dianggap 'keren', hubungan yang tidak normal seperti ini malah dijadikan sarana eksistensi diri," kata dr Agustina Ekasari, psikiater yang membuka klinik di Jakarta.

Menurut Agustina, faktor keluarga dan lingkungan sangat memengaruhi fenomena LGBT ini, karena bisa saja sikap tersebut adalah bentukan dari rasa trauma yang pernah dialami masa kecil.

"Misalkan dia keluarga broken home (perceraian), di mana sejak kecil ia sering melihat konflik dan pertengkaran orang tuanya. Hingga akhirnya, motif anak itu tidak ingin mengalami hal yang sama seperti orang tuanya. Dia beranggapan mungkin dengan berhubungan sesama jenis maka ia tidak akan mengalami hal yang sama," kata Agustina.

Agustina menambahkan, peran keluarga sangat diperlukan untuk membentengi anak agar tak melakukan penyimpangan seksual. Tak hanya itu, pendidikan karakter anak juga penting.

Selain faktor keluarga, faktor lingkungan juga dapat menyebabkan anak melakukan penyimpangan seksual, seperti pernah menjalani suatu hubungan, namun dikecewakan dan memutuskan untuk mencoba hal baru seperti hubungan sesama jenis sehingga hal terdahulu tidak terjadi.

Sementara itu, LGBT mengklaim bahwa mereka sangat menjunjung tinggi kebebasan dan hak asasi manusia (HAM) yang ada di Indonesia, serta menjadi modal anggota LGBT untuk diterima di masyarakat.

"Perjuangan untuk melegalkan LGBT ini semakin kuat. Jika di masa lalu masyarakat masih menganggap hal seperti ini adalah gangguan jiwa sehingga perlu ditangani, tetapi sekarang seiring berkembangnya zaman, banyak pihak yang mendukung bahkan beberapa negara sudah melegalkan," kata Agustina yang juga adalah pengajar di Universitas Islam 45 Bekasi.

Harapan Agustina adalah semua masyarakat berperan serta untuk mencegah terjadinya penyimpangan seksual ini. Setiap lapisan masyarakat dapat berperan penting untuk mencegah hal ini. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI