Diawali dengan hobi blusukan ke berbagai museum di Jakarta, kemudian segerombol anak muda ini berinisiatif membentuk wadah untuk menaungi hobi mereka.
"Kami berpikir untuk membentuk sebuah kelompok yang pada akhirnya sekarang dikenal dengan Kelompok Pencinta Museum Indonesia (KPMI)," ujar Selvina Agusnita mengawali ceritanya tentang awal mula berdirinya KPMI.
Jalan-jalan ke museum sebenarnya sangat mengasyikan. Selain bisa melihat jejak sejarah masa lampau suatu daerah, di museum juga ada banyak pengetahuan baru yang bisa dipelajari. Jadi, tak heran jika Selvina bersama gerombolannya dengan bangga menamakan diri sebagai pencinta museum.
Menurut Selvina, minat yang sama dari beberapa orang rekannya untuk mengunjungi museum-museum di Jakarta membuat mereka sering bertemu dan bertukar ilmu tentang museum. Lantas pada tanggal 4 Juli 2013, KPMI pun resmi dibentuk di Jakarta.
Tak hanya rajin 'blusukan' ke berbagai museum dan mengenalkan dunia permuseuman kepada berbagai kalangan masyarakat, komunitas ini juga aktif mempublikasikan kegiatannya di sosial media.
Selain itu, tak jarang KPMI juga memberi masukan mengenai tata kelola museum kepada pihak museum, serta menggelar berbagai kegiatan untuk mendukung program pemerintah dalam pengelolaan museum. Ini karena KPMI memiliki misi agar museum dapat menjadi objek pendidikan, kebudayaan, serta tujuan pariwisata yang diminati banyak orang.
Pada tahun 2013, contohnya, KPMI pernah diminta untuk melakukan studi tentang pengelolaan museum di Jakarta dan Bali oleh Disparbud DKI Jakarta.
"Selain itu sejak tahun 2014 KPMI dipercaya oleh Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai surveyor Anugerah Museum dan kegiatan standardisasi museum," tambah Selvina.
Untuk menambah pengetahuan tentang seluk beluk museum dan pengelolaannya, KPMI juga melakukan kegiatan yang mereka namakan sebagai bedah museum, yang dikemas dalam sebuah diskusi yang melibatkan berbagai elemen masyarakat dari berbagai bidang. Museum yang pernah dibedah antara lain Museum Mandiri, Museum Bahari dan Museum Sejarah Jakarta.
Berbagai tantangan pun dihadapi oleh KPMI untuk melestarikan dan mengenalkan museum pada berbagai kalangan di Indonesia. Pasalnya, tak seperti di negara lain minat masyarakat Indonesia untuk berkunjung ke museum makin menipis.
"Semakin ke sini, museum bukanlah tempat yang familiar bagi masyarakat, apalagi jika dibandingkan dengan mall atau tempat hiburan lainnya," keluh Selvina.
Namun bagi KPMI, museum tetaplah sebuah paket lengkap di mana mereka bisa berwisata sekaligus belajar. Untuk itu, KPMI bertekad ke depan masyarakat Indonesia lebih mencintai museum.
"Komunitas pun harus 'memberi' hidup kepada museum, bukan 'mencari' hidup dari museum," ungkapnya.
Ia yakin suatu saat cita-cita ini akan terwujud. Ini melihat dari jumlah anggota yang terus bertambah. Saat ini, keanggotaan KPMI tercatat ada 759 orang. Sedangkan yang me-like fanpage KMPI mencapai ribuan orang.
"Untuk perekrutan anggota kami terbuka bagi siapapun yang ingin bergabung, yang penting orang tersebut suka dan mau berbuat sesuatu untuk museum. Kecuali dalam memilih orang dalam kepengurusan inti, kami sangat selektif untuk itu. Karena kami tidak ingin komunitas ini dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," tutup dia.