Lakukan Ini Agar Anak Tak Tertarik Mencoba i-Doser

Rabu, 14 Oktober 2015 | 18:06 WIB
Lakukan Ini Agar Anak Tak Tertarik Mencoba i-Doser
Ilustrasi narkoba digital. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Akhir-akhir ini jejaring sosial ramai membicarakan aplikasi i-Doser yang disebut-sebut dapat membuat pendengarnya nge-fly layaknya mengonsumsi narkoba. Bahkan tak sedikit yang menduga aplikasi ini merupakan bentuk narkoba digital.

Kehebohan mengenai I-Doser awalnya bermula dari pesan yang dikirimkan secara berantai melalui Whatsapp, berisi ulasan singkat mengenai I-Doser dan efeknya bagi otak. Tentu saja hal ini membuat khawatir sebagian orangtua karena aplikasi ini mudah diunduh di telepon genggam.

Lepas dari polemik I-Doser menyebabkan adiksi layaknya narkoba atau tidak, Psikolog Efnie Indrianie mengatakan bahwa anak yang tumbuh dengan kepribadian yang kuat dapat memilah mana yang baik mana yang buruk. Penguatan di keluarga mempengaruhi bagaimana anak akan bersikap.

"Penanaman nilai-nilai positif mempengaruhi anak dalam bersikap. Orangtua juga sudah selayaknya meluangkan waktu membuat kegiatan nyata yang bisa dilakukan bersama anak sehingga anak tidak mengalihkan fokusnya ke kegiatan di dunia maya," ujar Efnie ketika dihubungi suara.com, Rabu (14/10/2015).

Ia juga menyayangkan sikap sebagian orangtua yang membebani buah hatinya dengan seabrek kegiatan les sehingga cenderung membuat anak stres dan kelelalahan. Terlebih dengan perkembangan teknologi, anak akan mudah mengalihkan rasa stresnya dengan gadget yang hampir dimiliki oleh anak ABG saat ini.

"Anak jaman sekarang sibuk dengan kegiatan les atau mengerjakan PR yang melelahkan. Padahal kalau tempo dulu, anak punya permainan tradisional atau kegiatan alam yang disertai musik sehingga melakukannya dengan hati yang senang dan tidak mudah stres," imbuhnya.

Agar anak tidak terjerembab dengan kegiatan pengalihan stres dan kecemasan yang berbau negatif seperti menggunakan aplikasi I-Doser ini, Efnie menyarankan agar anak dibiasakan belajar atau bermain diiringi dengan musik yang menenangkan. Musik akan membuat saraf di otak menjadi rileks dan meningkatkan fungsinya agar lebih optimal.

"Musik itu memang memiliki efek terapi. Bisa gunakan musik dari lagu klasik atau modern yang sifatnya tenang, agar anak walaupun belajar juga tidak stres," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI