Sering Merasa Melankolis Usai Bercinta? Ini Penjelasannya

Esti Utami Suara.Com
Selasa, 13 Oktober 2015 | 15:37 WIB
Sering Merasa Melankolis Usai Bercinta? Ini Penjelasannya
Ilustrasi. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pernah merasa melankolis yang tak bisa dijelaskan setelah hubungan seks yang tidak memuaskan? Ternyata Anda tak sendiri, karena menurut penelitian yang dipublikasikan di "Journal of Sexual Medicine", 46,2 persen dari responden perempuan mengaku mengalami emosi negatif usai bercinta.

Fenomena ini dikenal sebagai dysphoria pasca-coital (PCD), dan ditandai oleh perasaan melankolis, depresi, kecemasan, atau menangis yang tak berkesudahan setelah berhubungan seks.

Peneliti utama Dr Robert Schweitzer dari QLD University of Technology, mengatakan penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 211 responden guna mengeksplorasi hubungan antara PCD, tekanan psikologis, dan fungsi seksual pada perempuan.

Schweitzer dan timnya menemukan adanya hubungan positif antara tekanan psikologis dan pelecehan seksual di masa kanak-kanak dengan pengalaman gejala PCD. Namun seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut dipengaruhi variabel lain yang mungkin lebih penting.

Schweitzer menjelaskan, tujuan dari survei terbaru adalah untuk memastikan hubungan antara kesehatan emosional dan mental, dengan pengalaman PCD. Studi ini menemukan bahwa untuk sebagian besar responden, suasana hati melankolis mereka tidak berhubungan dengan kesehatan psikologis mereka di wilayah lain kehidupan mereka. Dan banyak dari mereka yang tidak mampu menjelaskan penyebab perasaan itu.

Penelitian ini juga tidak menemukan korelasi antara keintiman dan PCD, tapi Schweitzer mengingatkan pentingnya untuk memahami, bahwa terlepas dari penyebab air mata atau kesedihan pascacoital, cara perempuan merespon perasaan ini  sangat penting bagi kesehatan hubungan mereka di masa yang akan datang.

"Bagi banyak dari klien saya, respon emosional yang mendalam yang dihasilkan dari pelepasan hormon selama seks. Orgasme dapat memicu pelepasan dan membersihkan senyawa yang berhubungan dengan stres, seperti kortison, dari tubuh kita. Ini dapat dinyatakan melalui berbagai perilaku termasuk tertawa histeris atau menangis" terangnya.

Tim menyimpulkan, perasaan melankolis pascaseks adalah masalah serius bagi perempuan. Dan, bahwa hal itu terjadi bahkan setelah pengalaman seksual fisiologis yang sehat. Temuan mengungkapkan bahwa kemampuan untuk memisahkan pikiran dan perasaan dari orang lain adalah prediktor kuat untuk terjadinya PCD dari tingkat kemesraa dengan pasangan.

Perasaan melankolis setelah berhubungan seks juga dapat menjadi indikator bahwa meskipun seks memuaskan secara fisik, tetap ada unsur harapan yang belum terpenuhi. Jika itu sering terjadi, Schweitzer menyarankan untuk membahasnya dengan pasangan, agar kalian bisa saling menavigasi seksualitas Anda bersama.

Disarankan juga untuk tetap hadir dan mempertahankan keterhubungan Anda usai coitus. Pastikan bahwa Anda tidak langsung bangun dari tempat tidur, atau mengalihkan perhatian Anda dari pasangan Anda setelah coitus berakhir.

"Anda dapat memperdalam keintiman dengan menciptakan ritual pascaklimaks bersama. Misalnya, dengan mandi bersama atau saling memeluk dan berbicara lembut," terangnya. (news.com.au)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI