Vulgar, Lukisan Jalanan "Burger Kama Sutra" Tuai Kontroversi

Ruben Setiawan Suara.Com
Selasa, 13 Oktober 2015 | 07:41 WIB
Vulgar, Lukisan Jalanan "Burger Kama Sutra" Tuai Kontroversi
Mural Burger Kama Sutra karya Mike Makatron. (Instagram/@mike_maka)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah lukisan mural di kawasan Brunswick, Melbourne, Australia, memicu kontroversi. Betapa tidak, sekilas, mural tersebut nampak seperti gambar burger kebanyakan, namun, jika diperhatikan, bukanlah daging yang ada di dalamnya.

Ya, seniman pembuat mural memenuhi burger tersebut dengan belasan lukisan lelaki dan perempuan yang melakukan beragam posisi hubungan intim. Tak pelak, lukisan yang terkenal dengan sebutan "Burger Kama Sutra" itupun menuai kritik.

Sejak dibuat bulan lalu di tembok toko penjual kain, kehadiran lukisan burger itu membuat banyak mata terbelalak. Lewat mural tersebut, sang seniman pembuat, Mike Makatron, ingin menyampaikan kritik bahwa dewasa ini seks hanya dijadikan sebagai alat pemasaran.

Pemerintah setempat pun gerah dibuatnya. Kepada News.com.au, Dewan Kota Moreland membenarkan bahwa pada hari Jumat, pihaknya sudah memerintahkan kepada Makatron untuk memperbaiki muralnya, dengan menutupi bagian-bagian yang dianggap tidak senonoh. Jika menolak, ia harus rela muralnya dihapus secara paksa.

Peringatan yang diterima Maktron pun menuai kontroversi. Pihak pemerintah kota dinilai membungkam kebebasan seniman untuk berkarya. Pasalnya, karya Makatron bukanlah grafitti, yang dibuat secara ilegal dan terkesan mengotori.

Kepada News.com.au, Wali Kota Melbourne Meghan Hooper mengatakan, dirinya berharap bisa menemukan solusi untuk mempertahankan mural Burger Kama Sutra milik Makatron.

Sementara itu, Dean Sunshine, pemilik toko yang dindingnya dijadikan kanvas bagi Makatron untuk membuat "burger mesumnya" itu, mencoba bijak. Menurutnya, ada aspek-aspek tertentu yang memicu munculnya komplain pada mural tersebut.

Baginya, adalah hal yang penting untuk mendengarkan komplain warga. Namun, memaksa seorang seniman untuk mengubah karyanya adalah sesuatu yang tidak bisa begitu saja dilakukan.

Dalam beberapa bulan terakhir, memang ada yang berbeda pada dinding-dinding di beberapa kota di Negara Bagian New South Wales. Tembok-tembok kian berwarna dengan kehadiran karya-karya mural, atau seni jalanan yang menarik, namun tak jarang pula menggelitik.

Bulan lalu saja, banyak seniman yang bergabung dalam sebuah ajang seni bertajuk Wollongong's Wonderwalls. Sedikitnya ada 15 dinding yang jadi kanvas raksasa para seniman. Sementara Bulan Maret lalu, sebuah acara serupa yang dinamakan Wall to Wall Street Art Festival juga menarik minat banyak seniman untuk ikut ambil bagian. (News.com.au)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI