Pendaki Cacat Jepang Menyerah 700 Meter di Bawah Puncak Everest

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 08 Oktober 2015 | 15:24 WIB
Pendaki Cacat Jepang Menyerah 700 Meter di Bawah Puncak Everest
Pendaki Jepang, Kuriki Nobukazu, dalam jumpa pers di Kathmandu, Nepal pada Agustus 2015 (Reuters/Navesh Chitrakar).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang pendaki Jepang, yang telah kehilangan seluruh jari tangannya akibat radang dingin (frosbite) dan yang berambisi menjadi orang pertama yang menaklukan Puncak Everest setelah longsor besar pada April lalu, terpaksa menghentikan pendakiannya hanya 700 meter dari puncak gunung tertinggi itu akibat cuaca buruk.

Nobukazu Kuriki, yang kini berusia 33 tahun, membatalkan niatnya untuk mencapai puncak gunung setinggi 8.850 meter itu akibat angin kencang dan salju tebal.

"Saya sudah mengeluarkan upaya terbaik, tetapi saya yakin tak akan bisa turun hidup-hidup jika ngotot untuk mendaki lebih jauh," tulis Kuriki dalam akun Twitter-nya pada Kamis (8/10/2015).

Di media sosial Twitter dan YouTube, Kuriki juga menggungah video puncak Everest di Pegunungan Himalaya Nepal, dari posisi terakhirnya sebelum memutuskan turun.

Biasanya musim pendakian Everest dan puncak gunung lain di Himalaya berlangsung pada Mei, tepat sebelum musim hujan. Tetapi ada juga pendaki yang naik pada musim gugur, setelah hujan salju mereda.

Adapun anggota-anggota komunitas pendaki di Kathmandu, ibu kota Nepal, mengatakan Kuriki memilih jadwal yang salah, terlalu terlambat, sehingga sangat berbahaya. Pada periode ini biasanya kawasan itu dilanda angin kencang - yang kekuatannya bisa menghempaskan manusia - dan memicu longsor.

Pendakian ini sendiri adalah upaya pertama Kuriki setelah ia kehilangan seluruh jari tanganya di gunung itu tiga tahun lalu. Saat itu dia terpaksa mengubur diri dalam lubang salju selama dua hari di ketinggian 8.230 meter. Suhu saat itu di bawah minus 20 derajat Celcius.

Meski cacat, dia tetap bisa menggemgam kapak es.

"Saya berterima kasih untuk semua orang yang mendukung," kata Kuriki.

Upaya Kuriki sendiri sempat menjadi harapan Nepal untuk membangkitkan kembali industri pendakian, setelah longsor pada April menewaskan 18 pendaki. (Reuters)

BERITA MENARIK LAINNYA:

Toyota Jadi Mobil Andalan ISIS, Amerika Gerah

Stres Membuat Gadis Ini Bersin Ribuan Kali Sehari

Alasan Luna Maya Ogah Punya Anak

Netizen Marah, Restoran Ini Hargai Sepiring Udang Rp3.4 Juta

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI