Paus Fransiskus Terima Gay Asal Indonesia di Washington

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 03 Oktober 2015 | 16:16 WIB
Paus Fransiskus Terima Gay Asal Indonesia di Washington
Paus Fransiskus dalam sebuah doa di Lapangan St Petrus, Vatikan (30/9) [Reuters/Max Rossi].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Paus Fransiskus dalam kunjungannya ke Amerika Serikat di September kemarin rupanya menggelar pertemuan pribadi dengan Yayo Grassi, seorang sahabat lamanya dari Argentina. Grassi adalah seorang homoseksual dan dalam pertemuan itu dia membawa serta kekasihnya,  Iwan Bagus, seorang fotografer dan mantan model majalah remaja asal Indonesia.

Grassi, yang adalah bekas murid Fransiskus ketika Paus masih bertugas sebagai guru di Argentina pada 1964-1965, juga membawa beberapa sahabatnya dalam pertemuan yang berlangsung di Kedutaan Besar Vatikan untuk AS di Washington DC, 23 September kemarin.

Iwan Bagus atau yang bernama lengkap Bagus Permadi Himawan sendiri adalah fotografer profesional dan pengajar bidang fotografi di Washington. Pernah malang melintang di dunia modeling pada era 1980an, pada tahun 1990an ia melanjutkan studi di AS dan pada 1994 menetap di Washington DC.

Pertemuan itu sendiri dipamerkan Iwan dalam akun Twitter (@IWANPHOTO) dan akun Instagram-nya (@iamiwanbagus) pada September kemarin.

Dalam sebuah video yang menunjukkan pertemuan antara Paus dengan Grassi, terlihat mereka saling menyambut dalam keakraban. Paus memeluk Grassi dan Iwan, serta memberikan ciuman di pipi.

Kepada CNN, Grassi yang kini berusia 67 tahun, mengatakan bahwa pertemuan dengan Paus Fransiskus diatur secara pribadi, di luar agenda resmi kenegaraan, beberapa pekan sebelum pemimpin Gereja Katolik itu tiba AS.

"Tiga pekan sebelum kunjungan kenegaraan, Paus menelepon saya dan mengatakan ingin bertemu untuk memberikan pelukan," kata Grassi.

Grassi mengatakan dalam pertemuan itu mereka membicarakan tentang bisnisnya, sebuah perusahaan jasa boga di Washington.

"Kami tak membahas soal masalah-masalah gay atau hal lain semacam itu. Ini hanya pertemuan antara dua sahabat yang lama tak berjumpa," ujar Grassi kepada BBC.

Vatikan sendiri mengakui pertemuan itu.

"Paus, sebagai seorang pastor, terus menjaga hubungan baik dengan semua orang dalam semangat kebaikan, keterbukaan, dan dialog," kata juru bicara Vatikan, Federico Lombardi.

Menunjukkan Siapa Fransiskus yang Sebenarnya

Pertemuan itu sendiri menarik bukan hanya karena Gereja Katolik sebagai lembaga terus menolak pernikahan antara pasangan sesama jenis kelamin, tetapi juga karena sebelumnya Vatikan mengakui jika Paus juga bertemu dengan Kim Davis, seorang pegawai negeri di AS yang secara terbuka menolak mengesahkan pernikahan satu pasangan gay di Kentucky.

AS sendiri adalah negara yang sudah secara legal mengakui pernikahan sesama jenis.

Davis, yang sempat dipenjara selama enam hari karena keputusannya itu, mengatakan bahwa ia menolak mengesahkan pernikahan sejenis karena bertentangan denga keyakinannya. Pertemuan dengan Fransiskus sendiri dinilai oleh banyak pihak sebagai bentuk dukungan Gereja Katolik terhadap Davis.

Tetapi akibatnya Paus Fransiskus justru dikecam oleh banyak pihak, terutama kelompok liberal dan pejuang kesetaraan hak komunitas homoseksual dan transgender di AS. Mereka menilai Fransiskus gagal memahami kasus tersebut dalam konteks hukum di AS.

Tetapi kecaman itu justru yang memicu Grassi mengungkapkan pertemuan pribadinya dengan Paus Fransiskus.

"Saya ingin menunjukkan kebenaran, tentang siapa Paus Fransiskus sebenarnya," ujar dia.

Grassi, yang mengaku bukan atheis, mengatakan Paus sudah sejak lama tahu dirinya seorang homoseksual. Tetapi Paus tak pernah mengecam pilihan seksualnya.

"Dia tak pernah menghakimi. Dia tak pernah mengatakan hal-hal yang negatif," tegas Grassi.

"Jelas sebagai pemimpin gereja dia harus mengikuti ajaran gereja. Tetapi sebagai manusia dia paham segala jenis situasi dan dia terbuka untuk semua manusia, termasuk mereka yang punya karakteristik seksual berbeda," beber Grassi.

Grassi sendiri pernah mengkritik Fransiskus ketika ia masih menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires, Argentina pada 2010. Ketika itu di Argentina sedang terjadi perdebatan sengit tentang pernikahan sesama jenis. Fransiskus, yang ketika itu masih menggunakan nama aslinya, Jorge Mario Bergoglio, menolak pernikahan sejenis dan bahkan menyebutnya sebagai "karya iblis".

"Anda selalu menjadi panduan saya, membuka cakrawala saya - Anda yang membentuk aspek-aspek paling progresif dalam cara pandang saya terhadap dunia," tulis Grassi ketika itu, dalam sebuah email kepada Fransiskus, seperti dikutip oleh majalah National Geographic.

"Tetapi mendengar semua ini dari mulut Anda, sungguh mengecewakan," kritik dia.

Adapun dalam kasus Davis, Grassi yakin bahwa Paus telah sengaja dijebak untuk bertemu dengan pegawai perempuan tersebut.

Tetapi Vatikan sendiri terus memegang prinsip yang menolak pernikahan sesama jenis. Pada April lalu Vatikan dengan tegas menolak Duta Besar Prancis untuk Vatikan, Laurent Stefanini, yang mengaku sebagai gay.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI