Mencipta Robot, Itulah Hobi Anak Muda Ini

Sabtu, 03 Oktober 2015 | 11:44 WIB
Mencipta Robot, Itulah Hobi Anak Muda Ini
Komunitas Robot Kebayoran. (suara.com/Dinda Rachmawati)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Hari yang kian gelap tak menghalangi keasyikan sekumpulan mahasiswa Universitas Satya Negara (USNI) dari Fakultas Teknik Informatika  berkutat dan 'mengoprek' perangkat di tangan mereka. Berbagai benda yang membentuk sebuah robot diulik tangan mahasiswa itu. Sebagian lagi sibuk berdiskusi dan berbagi pengetahuan tentang pembuatan robot.

Mereka adalah mahasiswa yang tergabung dalam G-Robot FT USNI, sebuah kegiatan mahasiswa teknik yang berfokus pada pembuatan robot. Salah satu di antara mereka bernama Ja'far Irawan. Ia adalah  alumni USNI yang mendirikan G-Robot FT USNI.

Mengawali cerita, Ja'far mengatakan bahwa berbagai pengorbanan ia lakukan untuk memajukan kegiatan robot USNI, perguruan tinggi tempatnya mengenyam pendidikan beberapa tahun silam. Usaha
tersebut akhirnya membuahkan hasil, kelompok robot ini bisa mengikuti berbagai kompetisi robot dan bertemu dengan kelompok pencinta robot dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

"Kita ketemu sama kelompok robot di kampus-kampus lain, seperti Budi Luhur, Al-azhar, ITB. Di tahun 2014, saat ada pertandingan, tercetuslah ide, kenapa sih kita nggak bikin komunitas regional saja," ujarnya.

Intensitas pertemuan yang makin sering, membuat mereka akhirnya memutuskan membentuk komunitas bernama Komunitas Robot Kebayoran.

"Awalnya, saya pikir kalau se- Jakarta kayanya terlalu sulit. Akhirnya tercetus komunitas wilayah Kebayoran saja. Karena kita masih mahasiswa semuanya, ketemunya bakal jarang kalau lingkupnya terlalu luas," imbuh Ja'far.

Seiring berjalannya waktu, kelompok robot yang masuk dalam komunitas ini tak hanya berasal dari berbagai perguruan tinggi, melainkan juga Sekolah Menengah Atas (SMA). Beberapa di antaranya adalah SMA Labschool Kebayoran, SMAN 70 dan SMAN 8.

Kegiatan rutin pun dilakukan di perguruan tinggi dan sekolah masing-masing. Namun tak jarang, mereka saling bertemu untuk diskusi, bertukar informasi saling berbagi ilmu, setiap satu bulan sekali. Sementara untuk forum online, mereka komunitas ini memiliki grup Facebook sendiri.

"Masing-masing itu mempunyai fokus sendiri. Kalau di USNI, kita mengarah ke robot beroda dan robot berkaki. Karena kampus kita juga lebih fokus ke kelautan, kita lagi mengembangkan membuat robot underwater," jelasnya.

Sementara untuk Universitas Al Azhar, mereka lebih fokus pada robot terbang. Sedangkan SMA, seperti SMAN 70, mereka fokusnya lebih ke menciptakan, bukan untuk pertandingan karena daya kreasi remaja yang lebih tinggi.

Seorang anggota Komunitas Robot menguji-coba robot buatannya. (suara.com/Dinda Rachmawati))

Saat ini, robot-robot yang diciptakan oleh Komunitas Robot Kebayoran pun sudah memberikan manfaat untuk banyak orang. Mereka antara lain bekerjasama dengan Polda Metro Jaya untuk menghasilkan pemotretan lapangan dari udara, dipakai oleh beberapa perusahaan dan pabrik untuk robot tangan hingga robot bawah laut yang bermanfaat di bidang kelautan.

Beberapa prestasi pun sudah diraih oleh Komunitas ini, khususnya dalam kelompok G-robot FT USNI. Di mana mereka memenangkan pembuatan robot yang difungsikan untuk memadamkan api dan Robot Line Follower.

"Robot untuk madamin api. Ada sensor api dan sensor suhunya. Robotnya bisa baca di mana apinya. Nah kalo udah kebaca apinya di mana, otomatis kipasnya nyala buat matiin apinya," jelas Sabillah Sufi Ketua G-robot FT USNI.

Proses pembuatan robot sebenarnya tak serumit yang dibayangkan. Ja'far menjelaskan bahwa komunitas ini terbagi menjadi tiga divisi, yakni divisi analisa, divisi perancangan atau desain dan divisi programming.

"Pertama sebelum kita ngerancang, kita analisa. Apa sih yg mau kita buat? Yang kedua tujuan robot ini untuk apa? Setelah analisa oke, baru desain atau visualisasinya. Mau robot apa bentuk apa. Berkaki, beroda, atau terbang," jelasnya.

Setelah kedua tahapan selesai, selanjutnya masuk ke programming. Divisi ini harus memikirkan bagaimana robot bisa berjalan. Setelah selesai, selanjutnya diadakan tes.

"Apa kerusakannya, mana yang harus diperbaiki. Setelah tes selesai baru bisa dibilang kalo robot siap digunakan atau diperlombakan," tambah dia.

Beginilah jika anggota Komunitas Robot bertemu. (suara.com/Dinda Rachmawati)

Hingga saat ini, anggota Komunitas Robot Kebayoran sudah mencapai 200 orang yang terdiri dari tiga perguruan tinggi dan tiga SMA.  Tiga perguruan tinggi yang bergabung adalah SNI, Universitas Al-azhar Indonesia dan Univeritas Budi Luhur. Sedangkan tiga sekolah lainnya adalah SMAN 70, SMA Labschool dan SMAN 8.

Sayangnya, komunitas ini belum terbuka bagi umum. Namun Bagi kamu yang sedang mengenyam pendidikan di tempat-tempat tersebut, boleh loh ikutan gabung!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI