Inilah Dua Penyebab Utama Perselingkuhan

Ririn Indriani Suara.Com
Rabu, 30 September 2015 | 20:59 WIB
Inilah Dua Penyebab Utama Perselingkuhan
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perselingkuhan memang selalu menjadi topik menarik untuk dibahas. Ada saja hal-hal baru yang dikemukakan oleh para pakar hubungan atau psikolog terkait isu ini.

Dan baru-baru ini, Lada Schwartz, seorang profesor psikologi dari University of Washington, Amerika Serikat, pun mengungkap fakta mengenai dua alasan utama perselingkuhan.

Ia mengungkapkan bahwa alasan pertama perselingkuhan terjadi adalah kebosanan dan kedua adalah dukungan emosional.

Untuk alasan pertama, lanjut Schwartz, sebagian besar orang cenderung jenuh pada kehidupan seksual dengan pasangan resminya.

"Mereka sudah dalam hubungan yang lama, dan mereka merindukan kegembiraan yang baru," katanya.

Menurut Schwartz, orang-orang tersebut tidak secara aktif mencari selingkuhan. Mereka justru mengambil kuntungan dari pertemuan di tempat kerja, mal atau pertemuan untuk kemudian berhubungan lebih lanjut.

Eric Anderson, kepala sains situs AshleyMadison.com, mengungkapkan bahwa perselingkuhan untuk kesenangan ini tercermin pada sebagian anggotanya.

"Kebanyakan perempuan yang bergabung itu mengatakan mereka memang tidak bahagia dengan pasangannya, mereka hanya ingin kegembiraan. Mereka tidak ingin bercerai karena berbagai alasan, sebut saja anak serta uang dan perselingkuhan itu untuk meminimalkan rasa sakit hati," terangnya.

Sementara menurut doktor Duana Welch, sebagian besar pelaku perselingkuhan bukan melakukannya dengan sengaja. Mereka bisa dibilang berselingkuh secara 'kebetulan'.

"Penelitian menunjukkan perkembangan perselingkuhan memiliki pola. Misalnya, bertemu di tempat kerja, menghabiskan makan siang bersama, lagi dan lagi dan muncul ketertarikan. Lalu mereka tak mengakui karena merasa bahagia dengan pernikahannya. Tapi sayangnya yang dilakukan malah membangun 'dinding' emosional dalam pernikahan dan membuka 'jendela' dengan sang rekan kerja," ujar Welch.

Tahap awal masih berupa perselingkuhan emosi. Namun pada tahap selanjutnya, tambah dia, mereka yang berselingkuh mulai menghabiskan waktu bersama-sama di luar jam kantor atau sengaja melakukan perjalanan bisnis.

Hal ini biasanya ketika sudah masuk dalam perselingkuhan fisik. Welch juga mengungkap fakta bahwa dari banyak penelitian lelaki yang berselingkuh cenderung dalam kondisi pernikahan yang stabil dan bahagia.

Sementara bagi perempuan, risiko berselingkuh lebih besar bagi mereka yang merasa kesepian dalam pernikahan. (Daily Mail)

BERITA MENARIK LAINNYA:

Ini Sebabnya Si Dia 'Bermain' di Belakang Anda

Studi: Berhubungan Seks dengan Robot Sudah Lumrah pada 2050

Bosan Bercinta di Kamar? Coba 4 Tempat Ini

Menjalin Asmara, Sepasang Saudara Tiri Tega Mutilasi Orangtua

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI