Suara.com - Berkunjung ke Semarang, kurang lengkap rasanya jika tak mencicipi mangut iwak pe (ikan pari). Ya hidangan berbahan dasar ikan pari ini menjadi salah satu kuliner andalan ibukota Jawa Tengah ini. Mangut sendiri adalah jenis masakan berkuah, yang tak melulu berbahan dasar ikan pari, dengan bumbu rempah-rempah yang sangat khas dan memiliki rasa yang eksotik.
Bahan dasar mangut biasanya menggunakan jenis ikan laut seperti ikan pari dan manyung yang di asapi. Dua jenis ikan ini banyak ditemukan di kawasan pinggiran pantai. Tapi di beberapa tempat yang agak jauh dari pantai, kadang menggunakan bahan ikan lele. Namun demikian, mangut ikan pe tetaplah yang menjadi favorit warga Semarang.
Mangut ikan pe atau ikan manyung dinilai memiliki rasa yang khas, karena tekstur dan rasanya yang sangat gurih sehingga dinilai pas dengan kuah dan bumbu dengan cara masak di mangut.
Dan untuk mempromosikan masakan khas Kota Semarang ini, Forum for Economic Development and Employment Promotion (FEDEP) mulai melakukan "branding" atau memberi merek.
"Pemberian merek ini bertujuan agar masakan mangut asal Semarang lebih akrab dengan konsumen. Salah satu langkahnya dengan memberi mereka 'mangut gobyos'," kata Ketua Pokja Pariwisata
FEDEP Kota Semarang Teguh Kismarjanto di Semarang, Selasa (29/9/2015). Upaya ini diharapkan, masakan mangut bakal lebih identik dengan Kota Semarang.
"Kami sering dilibatkan pada keikutsertaan pameran-pameran di mal. Sejauh ini respons dari masyarakat sangat baik. Banyak dari mereka yang tertarik untuk membeli dan menjadikannya sebagai oleh-oleh," katanya.
Namun menurutnya, perlu upaya lebih mengingat selama ini banyak daerah di jalur pantura menjual masakan mangut, yang sebetulnya asli Kota Semarang. Beberapa daerah yang banyak menyediakan masakan tersebut di antaranya Brebes dan Pati.
Selain itu, banyak orang yang menganggap mangut merupakan nama ikan, padahal mangut adalah nama masakan. Masakan mangut selama ini lebih sering menggunakan ikan manyung panggang.
"Beberapa bahan yang bisa dijadikan sebagai pengganti ikan adalah tempe dan tahu, sehingga bagi yang tidak menyukai ikan sebetulnya dapat menggantinya dengan tempe atau tahu," katanya.
Sebagai pembeda, para pedagang di Kota Semarang banyak yang tidak menggunakan santan dalam proses memasak mangut ini. Menurutnya, tanpa menggunakan santan umur masakan lebih lama sehingga aman ketika akan dijadikan sebagai oleh-oleh. (Antara)