Sulam Karawo Jadi Primadona Festival Boalemo

Esti Utami Suara.Com
Kamis, 10 September 2015 | 14:03 WIB
Sulam Karawo Jadi Primadona Festival Boalemo
Karnaval yang memperagakan kain khas Gorontalo, karawo. (Antara/Yusran Uccang)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sulam kain khas Gorontalo "Karawo" menjadi salah satu primadona dalam gelaran Festival Boalemo yang mulai digelar hari ini, Kamis (10/9/2015). Dan kegiatan sulam massal yang digelar pada Selasa (8/9/2015) mampu menarik perhatian delegasi asing yang meramaikan festival tahunan ini.  

Ke-13 delegasi tersebut berasal dari perwakilan kedutaan besar negara-negara sahabat, seperti Kazakhstan, Sudan, kroasia, Meksiko, Armenia, Mozambik, Loas, Uni Emirat Arab, Azerbaizan, Polandia, Pakistan, Bangladesh dan Swiss.

Sebanyak 500 orang perajin karawo se Provinsi Gorontalo melalukan sulam karawo massal di lapangan Taruna Kota Gorontalo, seperti membuat desain, mengiris, mencabut benang dan menyulam. Vardan Sargsyan, seorang delegasi asing asal Armenia mengatakan, kesan pertama dengan melihat sulam tersebut adalah cara atau proses pembuatan Karawo sangat detil.

"Ini kegiatan yang sangat membutuhkan imajinasi tinggi, sangat sulit namun memiliki identitas," katanya.

Sementara itu, pada pembukaan sulam karawo massal tersebut, Ida Syaidah yang juga istri dari Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengatakan, ini merupakan program dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Gorontalo.

Dengan gerakan peduli kain khas karawo ini, pihaknya bisa mengumpulkan 500 perajin karawo untuk menyulam karawo secara massal.

"Kami mengajak masyarakat Gorontalo agar lebih mengenal dan mencintai karawo serta lebih paham lagi tentang karawo agar tidak lagi dipandang sebelah mata karena proses pembuatan karawo sangatlah sulit," katanya.

Peduli karawo ini pihaknya ingin menunjukan kebanggaan para perajin karawo yang sekarang makin jarang muncul.

Sementara Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani saat membuka Festival Boalemo meminta pemerintah daerah setempat terus mengembangkan potensi-potensi pariwisatanya, salah satunya dengan tetap menjaga kearifan lokal Gorontalo.

Gorontalo, kata dia, tidak boleh terlalu banyak meniru kebudayaan luar daerah.

"Kearifan lokal tolong dipertahankan. Jangan ikut-ikutan yang tidak cocok dengan budaya lokal yang ada," ucap dia.

Satu hal yang tidak kalah penting, lanjut dia, adalah pembangunan infrastruktur di kawasan ini. Berdasarkan pantauan Antara, kawasan menuju Boalemo cukup memakan waktu yang cukup dari ibu kota Provinsi Gorontalo melewati jalan Trans Sulawesi.

Dengan mengendarai kendaraan pribadi, kawasan Pantai Bolihutuo harus ditempuh memakan waktu sekitar 3-4 jam dengan kondisi jalan lancar dan kecepatan kendaraan 60-80 kilometer per jam.

Saat dilangsungkannya Festival Boalemo ini, sejumlah penginapan penuh terisi dan pengunjung dapat menyewa "homestay" milik warga di area Boalemo dengan harga yang cukup terjangkau. (Antara)

REKOMENDASI

TERKINI