Suara.com - Salah satu makanan yang cukup populer di Bali bernama Serombotan. Orang yang menyukai makanan khas Kabupaten Klungkung ini tak hanya warga lokal, wisatawan asing pun suka. Selain harganya yang murah, juga rasanya yang gurih dan segar.
Menurut Ketua Asosiasi Chef Indonesia Bali, Komang Adi Artana, Serombotan berasal dari kata aduk-aduk. Jadi, semua bahan yang ada di dalam sayuran Serombotan dicampur hingga bumbunya meresap.
“Bisa jadi kalau di Jawa itu ada gado-gado karena makanannya dicampur semuanya, kalau di Bali ada Serombotan,” kata Komang Adi Artana, Jumat (4/9/2015).
Dia menjelaskan Serombotan merupakan kuliner populer sejak jaman dulu.
“Sejak saya kecil sayur Serombotan ini sudah ada, jadi menurut saya sayuran ini merupakan kuliner warisan leluhur kita,” katanya.
Untuk membuat Serombotan, kata Komang Adi Artana, tidak sulit. Di dalamnya ada terong bulat, kacang panjang, bayam, kangkung, pare, tauge, kacang merah, dan kacang kedelai.
Sementara itu untuk membuat sambal nyuh atau sambal yang berbahan dasar kelapa, bumbunya cabai, bawang putih, jeruk limau, lengkuas, terasi, garam dan minyak goreng. Semua bumbu dihaluskan kemudian digoreng dengan sedikit minyak dan dicampurkan ke dalam parutan kelapa.
Sedangkan bumbu kaples atau bumbu yang siramkan di atas sayuran terbuat dari kacang tanah, gula pasir, terasi, garam, cabai rawit, jeruk limau , dan kecap manis. Bumbu ini juga di tumbuk halus, kemudian ditambah air sedikit.
Sayur Serombotan tidak hanya dijual di pinggiran atau di pasar tradisional, tetapi sekarang sudah masuk ke hotel-hotel dan restoran di Bali.
Bila masyarakat beli di pasar tradisional, sayuran ini dijual per porsi Rp3.000 sampai Rp5.000. Bila masuk restoran dan hotel harganya bisa menjadi puluhan ribu per porsi.