Cegah Bahaya Penculikan Anak dengan Cara Ini

Jum'at, 04 September 2015 | 20:12 WIB
Cegah Bahaya Penculikan Anak dengan Cara Ini
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus penculikan anak akhir-akhir ini marak terjadi. Sontak peristiwa penculikan yang terjadi kerap menimbulkan kekhawatiran mendalam bagi para orangtua akan keselamatan putra putrinya.

Namun, menurut psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani, ada cara mudah untuk menghindarkan anak sebagai korban penculikan yakni dengan meemberikan edukasi sejak dini. Ia menjelaskan bahwa mulai usia 1 tahun, anak dapat diajarkan untuk mengenali nama panggilannya, nama orangtua, dan orang-orang yang selalu bersamanya.

"Meski demikian di umur tersebut pengawasan dari orangtua harus lebih ketat," kata psikolog yang akrab disapa Nina ini pada acara "Is Stranger Danger?" di Jakarta, Kamis (3/9/2015).

Memasuki usia 3-5 tahun, Nina menjelaskan bahwa anak sudah mulai bisa berbicara dengan orang lain, jadi ajari anak untuk hanya berbicara dengan orang yang dikenalnya dan mulai waspada terhadap orang asing. Anak juga sebaiknya diajari untuk mengingat nama lengkapnya, dan tidak memisahkan diri ketika berada di keramaian.

"Pastikan anak untuk selalu berada di tempat yang masih bisa terlihat orangtua. Begitu juga dengan pentingnya pamitan. Anak harus diajari untuk meminta ijin pamit jika akan keluar atau memisahkan diri," imbuhnya.

Jika masuk usia 5-7 tahun, anak sebaiknya sudah mampu menghapal nomor telepon orangtua, sehingga ketika terpisah ia tahu siapa yang harus dihubungi. Anak juga harus diajarkan kepada siapa ia harus melapor ketika terpisah dari orangtuanya.

"Ajarkan anak teknik pertahanan diri sederhana seperti teriak jika ada orang asing yang mencoba berniat buruk kepadanya. Anak juga harus diajarkan untuk tidak mudah menerima pemberian dari orang asing yang tak dikenalnya," terang Nina.

Edukasi ini menurut Nina sebaiknya dilakukan berulangkali. Ada baiknya jika orangtua mempraktikkan langsung ajaran tersebut kepada anak ketika berada di keramaian.

Hal ini akan membuat anak terbiasa dan mengerti apa yang harus dilakukannya ketika berada di situasi tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI