Shafira Usung Songket Silungkang di Couture Fashion Week

Rabu, 02 September 2015 | 19:50 WIB
Shafira Usung Songket Silungkang di Couture Fashion Week
Konferensi pers Shafira Goes to New York Fashion Week, di Jakarta, Rabu (2/9/2015). (Foto: suara.com/Dinda Rachmawati)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Shafira, salah satu brand busana muslim Indonesia turut meramaikan Couture Fashion Week di New York pada pertengahan September 2015. Kali ini, brand yang sudah berdiri sejak 26 tahun ini mengangkat songket Silungkang khas Sumatera Barat.

Pemilihan songket yang berasal dari daerah Sawah Lunto ini, menurut Feny Mustafa, pendiri Shafira, bukan tanpa alasan. Karena pihaknya ingin lebih mempromosikan songket Silungkang ke internasional agar semakin mendunia, sama seperti batik yang sudah menjadi identitas Indonesia.

"Ini misi negara. Sawahlunto tadinya kan daerah pertambangan batubara, saat ini batubaranya sudah habis. Jadi mau mengangkat apa sih? Mereka pilih songket. Harapan kita, semoga dengan ini ekonomi mereka yang tadinya anjlok, bisa naik lagi," ujar dia saat ditemui dalan konferensi pers Shafira Goes to New York Fashion Week, di Jakarta, Rabu (2/9/2015).

Selain itu, karakter songket yang mewah dan berkilau, dirasa cocok untuk busana malam yang dapat menjadi pilihan masyarakat New York.

Uniknya, meski songket Silungkang dikenal dengan warna yang cerah, rancangan yang mengusung tema 'When West Meets West' ini, kata Feny, disesuaikan dengan selera pasar New York, yang cenderung memilih warna gelap untuk gaun malam mereka. Sehingga, warna-warna dari rancangan Shafira terbaru pun didominasi dengan warna silver dan hitam.

Untuk tetap berada dalam ciri khas Shafira yang mengaitkan antara siluet modern dengan produk tradisional Indonesia, tim perancang Shafira yang dipimpin oleh Shetyawan memutuskan untuk berkolaborasi dengan Swarovski untuk menambah kilauan dalam busana tersebut.

Ada sekitar 15 busana dari 20 busana yang telah disiapkan Shafira, untuk dipamerkan di New York. Beberapa di antaranya memiliki potongan seperti short jacket, long jacket, dress, hingga celana palazzo. Songket Silungkang dipadukan dengan material seperti sifon, sutera dan lurik Solo agar terlihat lebih seimbang dan tidak terkesan terlalu berat.

"Kita benar-benar pakai songket Silungkang asli, nggak kita modifikasi. Busana yang kita buat juga mengikuti karakter songket, cuttingnya kita pilih siluet H line dan A line. Ada juga dress princess," jelas Shetyawan.

Ia mengatakan, tantangan selama membuat koleksi yang terinspirasi dari kaum sosialita New York ini adalah pencarian songket Silungkang yang berwarna hitam dan silver. Karena warna ini terbilang sangat jarang dibuat oleh pengrajin, juga di pasaran.

"Di pengrajin, saya hanya dapet satu atau dua songket warna hitam dan silver. Sementara kita butuh sekitar 20 buah. Ya, itu tantangannya," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI