Lelaki Juga Bisa Menjadi Feminis

Esti Utami Suara.Com
Senin, 31 Agustus 2015 | 14:43 WIB
Lelaki Juga Bisa Menjadi Feminis
Ilustrasi feminisme. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bagi penganut feminisme radikal, menjadi laki-laki bisa menjadi alasan kuat untuk dianggap rendah, pengancam atau jahat. Di luar urusan  kelamin, berkulit putih biasanya juga meningkatkan faktor untuk 'dibenci'. Mereka yang berusia setengah baya, heteroseksual, tidak miskin, bahkan mereka yang meluruskan kaki di kereta juga bisa menjadi sasaran para feminis garis keras.

Ya, banyak kaum feminis tampaknya merasa perlu musuh untuk menemukan makna hidupnya. Namun sayangnya, mereka tidak selalu hati-hati atau bijak dalam memilih 'lawan' mereka. Padahal sesungguhnya semua orang, termasuk laki-laki, bisa menjadi seorang feminis!

Memang masih ada perbedaan pendapat yang signifikan tentang bagaimana laki-laki menjadi seorang feminis. Sebagian berpendapat, menjadi feminis tak cukup hanya dengan berkontribusi dalam pekerjaan rumah tangga dan merawat anak-anak.

Seorang laki-laki feminis yang serius harus menghormati hak-hak orang lain termasuk perempuan tentunya, ikut mendukung kesempatan dan upah yang sama bagi pekerja perempuan. Finn Mackay, dosen sosiologi di Universitas West of England, bahkan menyebut, menjadi feminis juga berarti melawan kekerasan dalam bentuk apapun. Termasuk pembedaan bukan hanya karena jenis kelamain, tetapi juga warna kulit, usia, kekayaan dan sebagainya.  

"Saya pikir sangat bagus jika laki-laki memprioritaskan hak-hak perempuan, bekerja untuk hak-hak perempuan, bekerja melawan kekerasan laki-laki dalam semua bentuknya. Saya juga berpikir adalah benar jika laki-laki juga bekerja sama untuk memahami bagaimana patriarki telah dibentuk dan apa yang bisa dilakukan untuk mengubah masyarakat," ujarnya.

Jadi, mari kita minta perempuan dan para feminis untuk mendiskusikan tentang apa yang mereka inginkan. Ini bukan karena Adda (laki-laki) merasa perempuan membutuhkan laki-laki. Tetapi cara ini akan menjadi alternatif untuk membantu perubahan yang diperjuangkan kaum feminis. (The telegraph)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI