Pelesiran Tak Biasa Bersama "Campa Tour"

Sabtu, 29 Agustus 2015 | 14:00 WIB
Pelesiran Tak Biasa Bersama "Campa Tour"
Komunitas Campa Tour. (Dok. Campa Tour)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dengan konsep baru traveling ala Campa Tour ini, para peserta tidak sekedar dimanjakan dengan keindahan suatu tempat namun juga menghubungkan mereka dengan sejarah dan kearifan masyarakat lokal.  Maka, jalan-jalan bareng komunitas ini, peserta tak hanya melihat-lihat tapi juga terlibat dalam kegiatan sehari-hari warga daerah yang dikunjungi. Itu bisa belajar menenun, membuat keramik dan sederet kegiatan seru lainnya. 

"Kita berusaha mengemas trip wisata dengan misi sosial, jadi pengalaman yang kami tawarkan berbeda dari trip lainnya," pungkas Fitria.

Untuk merealisasikan ide perubahannya, Fitria menggandeng masyarakat lokal sebagai pembuka jalan sekaligus pemandu bagi para wisatawan yang melancong daerah tersebut. Dengan pendekatan ekonomi, masyarakat lokal akan mendapatkan keuntungan dari program ini.

"Kami bekerjasama dengan penduduk setempat. Jadi kalau ada tamu ke sana, mereka yang akan handle. Kami mau masyarakat lokal yang jadi tuan rumah di daerahnya. Kami hanya sebagai perantara saja," lanjut Fitria.

Setelah dua tahun berdiri, Fitria telah berhasil membawa peserta tripnya mengunjungi Aceh, Nias, Banten, Kebumen, Maluku Utara, Ternate, Sumba, Flores, dan pulau Rote. Tak hanya berlibur, Fitria juga mengenalkan sejarah dan budaya daerah wisata yang dituju.

Kunjungan komunitas Campa Tour ke Sumba. (Dok. Komunitas Campa Tour)

Pada trip Flores Overland misalnya, Campa Tour mengajak pesertanya untuk mengenal penduduk setempat yakni keturunan homoflorensis yang tergolong purba yang oleh banyak orang dianggap sudah tak ada lagi di planet bumi.  Atau dalam perjalanan ke Kebumen, Jawa Tengah peserta diajak untuk ikut terlibat dalam Festival Menangkap Burung Walet. Keseluruhan kegiatan trip tetap melibatkan masyarakat lokal.

Dari berbagai kegiatan yang dilakukan Campa Tour ini, Fitria mengakui adanya perubahan pola pikir masyarakat lokal dan wisatawan. Jika selama ini mereka menganggap bahwa ladang uang hanya ada di kota besar, dengan kehadiran wisatawan di daerah mereka menyadarkan akan potensi wisata yang bisa digali dan menjadi sumber pencaharian.

"Dulu banyak pemuda di Wonosobo misalnya, lari ke Yogya untuk bekerja. Sejak banyak wisatawan ke Dieng dan Wonosobo mereka akhirnya sadar bahwa mereka bisa menjadikan potensi ini untuk meningkatkan ekonominya," sambung Fitria.

Sementara di sisi lain, pengunjung bisa tahu bahwa Indonesia sangat luas dan kaya budaya. Indonesia tak hanya Jawa apalagi Jakarta.

Bagaimana, Anda tertarik untuk menyelami keindahan Indonesia dengan pengalaman yang berbeda? Intip akun Instagram mereka di @Campatour dan nikmati keseruan berplesir sambil menyelami kearifan lokal atau malah membantu meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.





BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI