Suara.com - Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah Kota Bandung mengimbau pengusaha hotel dan bisnis penginapan sejenis untuk mengelola air dengan bijak. Ini mengingat kemarau panjang telah menyebabkan kekeringan di sejumlah daerah.
Kebutuhan air hotel-hotel di Kota Bandung cukup tinggi. Ini dikatakan Kepala Divisi Rehabilitasi Lingkungan pada Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Kota Bandung Ayu Sukenjah.
"Pada musim kemarau ini diimbau agar mereka melakukan strategi yang bijak dalam mengelola air," kata Ayu di Bandung, Sabtu (29/8/2015).
Bila rata-rata satu hotel memiliki 400 kamar dan 70 persennya terisi, maka jumlah itu bisa dikali dengan kebutuhan air manusia per hari yang bisa menghabiskan 20 liter. Hanya saja kemunculan banyak hotel akan meningkatkan perekomian Bandung. Tapi di sisi lain menjadi ancaman ketersediaan sumber daya air.
Sumber perolehan air utama untuk Kota Bandung didapat dari air tanah (PDAM), air sungai dan mata air. Namun, ketersediaan ini terancam tidak lagi seimbang bila pihak-pihak tertentu tidak mendayagunakan air secara bijak.
"Mata air juga kita beli dari Lembang. Pengusaha hotel dan penginapan sejenis harus ditekan untuk bisa menyediakan sumber air melalui teknologi water recycling (daur ulang air), minimal untuk keperluan siram toilet dan penyiraman kebun sehingga tidak terlalu banyak pakai air PDAM," kata dia.
Hingga saat ini jumlah usaha hotel dan penginapan di Kota Bandung telah menembus lebih dari 300 unit. Bila PDAM tidak sanggup memenuhi pasokan kebutuhan air untuk hotel dan usaha sejenis, maka pihak pengelola wajib menyediakan tangki tanam untuk menampung kebutuhan air masing-masing.
"Bila memakai air tanah, meskipun bisnis skala kecil harus mengajukan izin ke BPPT melalui rekomendasi BPLH. Namun, kami juga membatasi wilayah-wilayah yang sudah tidak diizinkan diambil air tanahnya seperti di Cihampelas," kata dia. (Antara)