Batik Lasem "pagi sore" makin diminati, karena coraknya yang beragam dan harganya cukup terjangkau. Batik "pagi sore" ini cukup unik, karena dua sisinya memiliki corak berbeda sehingga dapat digunakan secara bergantian.
"Jadi tidak terlihat bahwa itu adalah satu kain yang sama," kata Dila, seorang pengrajin batik asal Lasem, Jawa Tengah, yang ditemui di sela pameran batik di Mal Paragon Semarang, Kamis (27/8/2015).
Menurut dia, corak yang kini banyak diminati oleh pembeli adalah burung dan sekar jagad. Sedangkan warna-warna yang banyak disukai di antaranya coklat dan biru.
"Kalau dari sisi pewarnaannya, pembeli lebih suka yang menggunakan pewarna sintetis karena lebih tajam dibandingkan pewarna alam," katanya.
Menurut Dila, pembeli batik pagi sore dengan pewarna alam biasanya merupakan kalangan menengah atas karena harganya yang lebih tinggi dibandingkan dengan batik dengan pewarna sintetis. Untuk harga batik pewarna sintetis yang banyak diminati mulai dari Rp100 ribu-500 ribu per lembar. Sedangkan untuk batik pewarna alam harganya mulai dari Rp750 ribu-1,5 juta selembarnya.
"Kebanyakan pembeli batik dengan pewarna alam ini hanya untuk koleksi, karena proses perawatan tidak mudah. Kalau salah melipat, warna di lipatannya bisa cepat pudar," katanya.
Meski demikian, tidak sedikit pembatik yang memproduksi batik dengan pewarna alam. Untuk menjaga produk agar eksklusif sehingga berharga mahal, banyak pembatik yang melakukan proses pembuatan secara optimal.
"Ada batik dengan motif pasiran dan naga, pembuatannya bisa sampai satu tahun karena detailnya sangat banyak dan cukup rumit. Harga perlembarnya bisa sampai Rp1,5 juta," terang Dila.
Pembatik lain, Devi mengatakan, banyak pembeli yang memilih untuk datang langsung ke tempat produksi karena ingin melihat proses pembuatannya.
"Ketika mereka tahu bahwa proses pembuatannya itu tidak mudah, maka mereka tidak akan ragu mengeluarkan banyak uang untuk membeli produk tersebut," katanya.
Apalagi, untuk batik pagi sore tersebut proses pembuatannya membutuhkan waktu sampai satu bulan. Selain itu, para pembeli memilih untuk langsung datang karena ingin memastikan secara langsung kualitas produk yang akan dibelinya.
"Batik itu tidak seperti kain yang lain, kalau dijual melalui online sulit karena warna batik antara yang terlihat secara langsung dengan yang dihasilkan oleh foto itu sangat berbeda," katanya.
Batik Lasem banyak bergaya pesisiran yang kaya motif dan warna yang cerah dan berani. Nuansa multikultur sangat terasa pada lembaran Batik Lasem. Kombinasi motif dan warna Batik Lasem yang terpengaruh desain budaya Tionghoa, Jawa, Lasem, Belanda, Champa, Hindu, Buddha serta Islam berpadu serasi menghasilkan maha karya yang anggun dan memukau. (Antara)
Pesona Batik Lasem yang Tak Pernah Usai
Esti Utami Suara.Com
Kamis, 27 Agustus 2015 | 16:09 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Intip Padu Padan Kebaya Selvi Ananda di Acara Kenegaraan: Koleksi Perhiasan Tuai Omongan
14 Januari 2025 | 21:04 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Lifestyle | 22:55 WIB
Lifestyle | 22:03 WIB
Lifestyle | 21:04 WIB
Lifestyle | 21:03 WIB
Lifestyle | 21:01 WIB
Lifestyle | 20:56 WIB
Lifestyle | 20:50 WIB
Lifestyle | 20:36 WIB