Suara.com - Sepeda onthel atau yang di Solo dikenal dengan sebutan pit kebo, sudah ada dan marak digunakan sejak era kolonial Belanda. Bahkan pit kebo sudah menjadi alat transportasi utama pada zaman itu.
Kini, seiring dengan perkembangan zaman dari generasi ke generasi, keberadaan pit kebo pun mulai tergeser dengan datang dan berkembangnya alat transportasi modern. Namun untunglah, sejauh ini masih ada beberapa komunitas pencinta sepeda onthel yang tergolong unik tersebut.
Di antaranya adalah di Solo, Jawa Tengah, di mana salah satu komunitas pecinta pit kebo-nya bernama Solo Sepeda Kuno atau yang lebih dikenal dengan sebutan SSK Solo.
Selain hobi bersepeda, komunitas ini memang juga memiliki tujuan untuk melestarikan keberadaan pit kebo. Dibentuk pada tahun 2000, anggota SSK sendiri datang dari beragam profesi. Mereka juga datang tidak hanya dari Solo dan sekitarnya, tetapi juga ada yang dari Jakarta, Bandung, Cirebon, Bali, dan kota-kota besar lain di Indonesia.
Setiap ada kegiatan, para anggota SSK ini selalu mengumpulkan uang secara sukarela melalui kotak yang disediakan sebagai bekal perjalanan. Hal tersebut sekaligus untuk mengantisipasi apabila terjadi kerusakan terhadap sepeda yang mereka tumpangi.
Dalam komunitas ini, berbagai macam merek sepeda onthel ada. Pada segmen premium misalnya, masih terdapat merek Gazelle dan Simplex yang sama-sama berasal dari Belanda. Sedangkan pada segmen di bawahnya ada merek Raleigh, Humber, Fongers, Batavus, Phillips, hingga Foster.
"Sebenarnya tujuan kita mendirikan komunitas ini adalah untuk nguri-uri peninggalan zaman dulu. Pit kebo ini kan alat transportasi pertama sebelum ada kendaraan roda dua dan empat seperti sekarang," ungkap Ketua SSK, Suparno (61), kepada Suara.com, Minggu (23/8/2015).
Setiap Minggu pagi, jelas Suparno, para anggota SSK selalu menyempatkan waktu untuk bertandang ke arena Car Free Day (CFD ) Solo. Selain bercengkerama dan bersenda gurau, mereka pun senantiasa bertukar informasi baik tentang sepeda onthel-nya masing-masing maupun mengenai hal lainnya.
"Secara nasional, anggota SSK ini mencapai puluhan ribu. Soalnya di setiap kabupaten/kota itu ada cabangnya. Kita juga melakukan anjangsana ke Jakarta, Bandung dan kota cabang SSK. Untuk anggota di Solo, ada sekitar ratusan yang masih aktif," tutur Suparno.
Sebagai pencinta sepeda tua, Suparno mengaku bahwa SSK juga peduli dalam hal sosial kemasyarakatan. Buktinya adalah dengan mengikuti kegiatan seperti donor darah dan program sosial lainnya. Mereka ingin menunjukkan bahwa SSK tidak hanya melulu cinta sepeda, tetapi juga senantiasa bermasyarakat. [Labib Zamani]
BERITA MENARIK LAINNYA:
Sosok Berjubah Jatuhkan Daging Mentah Bikin Takut Warga
Sebut JJ Rizal 'Goblok', Kontras Nilai Ahok Lukai Hati Rakyat
Ahmad Dhani Curiga Kehadiran Ayah Farhat Abbas di PN Jaksel
Isu Jadi TTM Menteri, Ini Alasan Cornelia Agatha Susah Ditemui