Menjadi volunteer memberikan manfaat luar biasa bagi kesehatan jiwa dan fisik kita. Sayangnya, saat ini orang cenderung mengharapkan imbalan setelah melakukan sesuatu untuk orang lain.
Fenomena ini juga ditemui pada anak-anak. Misalnya ketika diminta melakukan sesuatu, anak bisa saja menanyakan adakah tambahan uang jajan yang akan didapatkannya atau merengek meminta dibelikan sesuatu sebagai imbalan.
Jika dibiarkan, kebiasaan ini akan berlanjut hingga si anak beranjak dewasa. Oleh karena itu, penting menumbuhkan jiwa volunteerism pada anak sejak dini. Menurut psikolog Ratih Ibrahim, orangtua bisa mulai menumbuhkan sikap positif ini mulai dari rumah.
"Memulainya bisa dari lingkungan terkecil, yakni dari rumah. Sejak kecil, orangtua bisa membangun sense of belonging misalnya dengan ikut membantu sang ibu menata meja makan. Atau ikut bantuin ayahnya cuci mobil atau membiasakan untuk merapikan tempat tidur sendiri," kata Ratih Ibrahim pada acara "Nutrifood Berbagi Inspirasi : Menjadi Relawan, Aksi Nyata Membangun Indonesia" di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dengan menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab sejak kecil, kata Ratih, anak akan memahami komitmen dan tanggung jawabnya. Sehingga ketika memulai proyek volunteerism anak sudah terbiasa melakukannya tanpa mengharapkan imbalan.
"Tuhan sudah menanamkan benih kebaikan pada setiap anak. Jika dipupuk sejak kecil oleh orangtuanya maka bisa tumbuh sikap altruisme atau menolong tanpa pamrih yang bisa dimanifestasikan dengan memelihara binatang peliharaan atau bahkan mengikuti kegiatan volunteerism," pungkasnya.