Studi: Perempuan Lebih Mudah Jatuh Cinta Saat Kenyang

Liberty Jemadu Suara.Com
Minggu, 16 Agustus 2015 | 08:04 WIB
Studi: Perempuan Lebih Mudah Jatuh Cinta Saat Kenyang
Perempuan akan lebih sensitif terhadap sinyal-sinyal cinta saat sudah kenyang (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - "Cinta dari mata turun ke hati," demikian kata pepatah lama. Tetapi menurut para ilmuwan, cinta justru naik dari perut menuju ke hati. Ya, setidaknya bagi perempuan.

Berdasarkan sebuah penelitian di Drexel University, Amerika Serikat ditemukan bahwa hati perempuan lebih mudah tersentuh ketika perut mereka sudah kenyang, ketimbang ketika masih lapar. Kesimpulan itu diperoleh setelah para peneliti menganalisis sirkuit otak perempuan saat sedang lapar dan kenyang.

Alice Ely, pemimpin penelitian itu mengatakan bahwa timnya melihat bagian otak yang berkaitan dengan imbalan (reward) akan memberikan respon lebih aktif terhadap foto-foto romantis saat perempuan sudah kenyang, ketimbang ketika kelaparan.

Ia menjelaskan bahwa temuan mereka berbeda dengan studi-studi sebelumnya yang menunjukkan bahwa orang lebih sensitif terhadap rangsangan yang berhubungan dengan imbalan ketika lapar. Rangsangan yang dimaksud antara lain makanan dan uang.

"Dalam riset ini ditunjukkan bahwa perempuan muda lebih responsif saat sudah kenyang. Data kami menunjukkan bahwa setelah makan perempuan muda akan lebih peka terhadap imbalan yang lebih besar dari sekedar makanan," beber Ely.

Studi anyar yang itu sendiri berangkat dari penelitian Ely pada tahun lalu yang menunjukkan bahwa otak perempuan yang pernah menjalani diet akan memberikan respons positif terhadap makanan saat sudah kenyang, ketimbang perempuan yang belum pernah menjalani diet. Riset dari 2014 itu diterbitkan di jurnal Obesity.

"Berdasarkan studi ini kami mengeluarkan hipotesis bahwa perempuan yang pernah berdiet lebih sensitif terhadap imbalan, terutama setelah makan. Jadi kami menguji hipotesis ini dengan sebuah riset yang mengukur respon otak perempuan dari dua kelompok ini saat mereka sedang kenyang dan sedang berpuasa," imbuh Ely.

Dalam eksperimen itu Ely meminta para sukarelawan, yang terdiri dari para mahasiswi, untuk melihat foto-foto romantis, sementara otak mereka dipindai menggunakan mesin MRI. Para sukarelawan itu dibagi dalam dua kelompok: yang pernah diet dan belum pernah diet.

Hasilnya ditemukan bahwa dua kelompok itu sama-sama menunjukkan respon positif terhadap rangsangan romantis. Tetapi respon lebih kuat terlihat pada perempuan yang pernah menjalani diet. (Science Daily)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI