Suara.com - Persinggungannya dengan anak jalanan di Jakarta menyisakan kesan mendalam di benak Nezatullah Ramadhan. Dalam 'pengembaraannya' lelaki lulusan D3 Politeknik Negeri Jakarta tahun 2013 itu menemukan banyak anak jalanan di ibukota yang cenderung liar dan berperilaku tak sesuai umur. Hatinya terkoyak ketika melihat anak jalanan banyak terlibat kasus kriminal mulai dari mencopet hingga menggunakan obat-obatan terlarang.
Padahal di usia yang rata-rata terbilang masih belum bisa disebut remaja itu, anak-anak itu seharusnya merasakan hangatnya keluarga atau mengenyam pendidikan di sekolah, dan bukannya bertarung di jalanan. Dengan latar belakang ilmu Teknik Mesin yang ditekuninya, Neza bertekad membantu menyelesaikan masalahan sosial anak jalanan ini.
Ia lantas membentuk komunitas yang mewadahi anak jalanan yang ditemuinya di daerah Pasar Kramat Jati, Kampung Rambutan dan Pasar Rebo Jakarta Timur. Melalui komunitas yang diberi nama Nara Kreatif ini, Neza berusaha mengubah pola pikir anak-anak jalanan dengan memberikan ketrampilan dan usaha agar mereka tidak turun lagi ke jalan dan bisa hidup mandiri.
"Kita bukan memberdayakan mereka tapi justru membekali mereka dengan kemampuan yang bernilai ekonomis, misalnya menjadi pengusaha agar mereka tidak menjadi anak jalanan lagi. Perlahan kami juga berusaha mengubah perilaku dan karakter mereka agar lebih mandiri," kata Neza ketika ditemui suara.com baru-baru ini.
Saat awal pendirian komunitas ini, ada 15 anak jalanan yang mau bergabung. Meski Neza mengaku tak semudah itu mendekati dan mengatur mereka.
"Kita langsung turun ke jalan. Dekati mereka dan berusaha membuat mereka tidak takut atau asing dengan kita. Tapi penolakan pasti tetap ada, karena penerimaan mereka berbeda-beda," imbuhnya.
Dalam menjalankan misinya, Reza tak sendiri. Ia menggandeng teman SMA-nya yang bernama Dian Hardiyanti. Kegiatan awal yang mereka lakukan adalah memberikan keterampilan kepada anak-anak jalanan untuk mendaur ulang sisa limbah perusahaan menjadi barang yang lebih berdaya guna dan hasilnya bisa digunakan untuk membiayai sekolah mereka.
Produk yang dihasilkan anak-anak jalanan ini berupa kotak tisu, kartu undangan, kotak parsel, kalender, dan produk lain yang disesuaikan dengan pesanan konsumen.
"Alasan saya memilih kegiatan daur ulang karena tidak ada segmentasi pasar, sehingga banyak orang yang bisa menggunakan," imbuhnya.
Selain mengolah limbah, anak jalanan ini juga dibekali dengan keterampilan lain seperti calistung (baca, tulis, hitung) hingga ilmu komputer. Anak-anak ini juga mendapatkan fasilitas asrama untuk tinggal di Rumah Nara Kreatif, yang berasal dari bantuan salah satu perusahaan donatur.
Anak-anak jalanan ini juga diberikan kesempatan melanjutkan pendidikan formal. Untuk mereka yang belum memperoleh ijasah kelulusan, Neza memberikan program kejar paket gratis. Program ini pun tak terbatas bagi anak jalanan tapi juga ditujukan bagi anak-anak dari keluarga pra sejahtera di bilangan Kramatjati dan sekitarnya. Sedikitnya 50 orang siswa mengikuti kejar paket gratis untuk tingkat SD, SMP dan SMA di Rumah Nara Kreatif ini.
"Untuk memberikan pendidikan kita dibantu oleh teman-teman volunteer. Alhamdulillah banyak yang bersedia membantu dengan sukarela," lanjut Neza.
Hingga kini setidaknya 30 anak dari anak jalanan maupun keluarga pra sejahtera telah menamatkan pendidikan di tingkat SD, SMP, dan SMA. Bagi mereka yang telah menyelesaikan pendidikan SMA-nya, Neza pun memberikan pilihan untuk melanjutkan ke jenjang universitas, menjadi pengusaha, atau bekerja di perusahaan donatur.
"Dengan cara ini mereka bisa memilih masa depannya akan seperti apa. Kita akan bantu sampai mereka benar-benar mandiri," imbuhnya.
Produk daur ulang dari Nara Kreatif ini pun tak pernah absen hadir di pameran-pameran produk kreatif. Beberapa perusahaan juga bekerjasama dengan komunitas ini untuk menghasilkan produk ramah lingkungan yang mereka butuhkan.
Neza menegaskan dirinya akan terus berkomitmen merangkul anak jalanan lebih banyak lagi agar bisa menjadi sosok yang mandiri dan berdaya guna dengan masa depan yang lebih baik.
"Kita siap menerima siapapun yang ingin bergabung. Bahkan ada orangtua menitipkan anaknya yang berkebutuhan khusus di Rumah Nara. Kalau sudah di tempat ini, berarti sudah tanggung jawab kami," pungkas Neza.