Suara.com - Pohon pinus bonsai putih Jepang masih tegar berdiri di Arboretum Nasional di Washington. Daun hijau terangnya merimbun di atas batang berdiameter sekitar 35 centimeter. 39 tahun setelah kedatangannya di Washington, Amerika Serikat bonsai ini akan menjaid 'tamu kehormatan' dalam acara peringatan 70 tahun pemboman Hiroshima. Jelas, ini adalah salah satu bonsai terpilih.
Pada tahun 1976, Masaru Yamaki seorang ahli bonsai menyumbangkan bonsai ini sebagai hadiah untuk merayakan 200 tahun kemerdekaan Amerika Serikat. Selama 25 tahun, ia berdiri diam-diam di antara sisa koleksi di Bonsai and Penjing Museum.
Hingga pada tahun 2001, semuanya berubah. Cucu Yamaki, Shigeru dan Akira Yamaki, tiba-tiba datang berkunjung untuk melihat bonsai berharga itu. Kedatangan mereka akhirnya mengurai sejarah terhormat bonsai ini.
'Relik botani' ini sebenarnya berusia 390 tahun dan, menurut Washington Post, ia telah melampaui umur yang diharapkan. Tapi ini belum apa-apa jika dibandingkan dengan aspek yang paling menakjubkan dari keberadaannya.
70 tahun yang lalu, bonsai ini adalah warga Jepang, tepatnya di Hiroshima. Dan, 70 tahun yang lalu, bonsai ini selamat dari pengeboman Hiroshima. Wow!
Bonsai ini tumbuh di pembibitan Yamaki yang berada dua mil jauhnya dari lokasi ledakan. Tapi anehnya, bonsai ini berhasil bertahan dari dampak bom yang mengerikan itu.
Adalah Jack Sustic yang kini dipercaya merawat bonsai bersejarah ini. Ia bertugas untuk memangkas, membunuh hama yang ada, menyiram dan memutar pot sehingga seluruh bagian bonsai ini mendapatkan sinar matahari.
"Bonsai tidak merujuk pada jenis pohon tertentu, melainkan cara bagaimana ia dirawat. Ini adalah campuran dari seni dan alam. Bonsai adalah kata kerja bukan kata benda, tentang apa yang dilakukan padanya," ujar Sustic. (Washington Post)