Keputusan Dena Rachman menjadi seorang transgender memancing beragam reaksi dari masyarakat. Masa kecilnya sebagai penyanyi cilik, membuatnya makin menjadi sasaran empuk bagi para haters yang suka membandingkan kondisinya saat ini yang dinilai melenceng.
"Aku memang aktif di media sosial terutama Instagram dan Twitter. Ya pastilah ada yang pro dan kontra sama apa yang aku ekspresikan di sosmed. Tapi mereka kan nggak kenal sama aku. Nggak kenal maka tak sayang jadi kadang nggak bisa mengerti sama pilihan hidup aku," kata Dena pada konferensi pers "Peluncuran Kursus Online Sobat ASK oleh Rutgers WPF" di Jakarta, Selasa (4/8/2015).
Namun, Dena mengaku tak ambil pusing dengan polah pengikut media sosialnya tersebut. Ia tetap mengekspresikan dirinya melalui akun media sosialnya meski menyadari akan ada reaksi beragam dari para pengikutnya.
"Aku memahami konsekuensi sebagai publik figur dan menghargai setiap pendapat orang. Meski ada haters tapi banyak juga kok follower yang support aku. Jadi cuek aja dan tetap share apa yang ingin aku share melalui media sosialku," imbuhnya.
Artis kelahiran tahun 1987 ini juga mengakui banyak komentar negatif yang ditorehkan para haters di laman media sosial miliknya. Meski demikian Dena tak berlarut-larut memikirkannya sehingga tak berpengaruh pada kondisi psikologisnya.
"Cyber bullying memang bisa memberi tekanan psikologis pada beberapa orang. Tapi karena aku nggak kenal juga sama mereka (haters) jadi cuek aja nggak masukin ke hati. Aku juga nggak sampai ngeblock mereka, nggak penting juga sih," ujar Dena yang merasa sempurna sebagai seorang perempuan.
Suara.com - BERITA MENARIK LAINNYA:
Lenny Kravitz Pamer Penis saat Konser di Stockholm
Hati-hati Mesum di Aceh, Bisa Senasib dengan Orang Ini
Indro 'Warkop': Saya Sakit karena Kebodohan Sendiri
Serpihan Diduga Jendela Pesawat MH370 Ditemukan di Pulau Reunion