Namun sayangnya dua dari enam tempat sampah buatan komunitas Face Painting Jogja sudah rusak oleh tangan-tangan jahil. Sedangkan satu tempat sampah lagi di bagian kepala tengkoraknya diambil orang.
Soni menyayangkan ulah orang-orang tak bertanggungjawab itu. Ia menyebut untuk mengadakan tempat sampah, biaya satu tempat mencapai Rp1,8 juta.
"Ini bagian dari wujud kontribusi kita untuk Jogja, jadi di sini bukan hanya untuk sesi foto. Tapi sayangnya tempat sampah yang kita buat ada yang dirusak, ya itu ada yang kerjaannya membuat, kerjaannya merawat, kerjaannya menjaga tapi ada juga yang kerjaannya merusak," kata Soni.
Kendati demikian Soni beserta kawan - kawan tetap bersemangat. Mereka tetap beraktivitas, mulai pukul 19.00 Wib.
Rupiah demi rupiah dikumpulkan dan hasilnya disumbangkan ke masyarakat lagi.
Anggota komunitas yang lahir empat tahun silam berasal dari beragam profesi, mulai dari mahasiswa, pekerja, hingga seniman.
"Kalau ditanya berapa biaya untuk foto kita seikhlasnya namanya juga sumbangan, ada yang sekali kasih Rp5.000 karena lihat sebelumnya kasih Rp5.000 ada juga yang lebih jadi seikhlasnya," kata Soni.
Soal kenapa karakter hantu yang dipilih, Soni menjelaskan.
"Kenapa akhirnya ada pocong, kuntilanak, sebenarnya kita nggak fokus ke situ, kita fokusnya ke pengenalan make up karakternya ke wisatawan tapi karena kalau bicara soal seram, hantu menakutkan dalam konteks lokal ya kembalinya ke pocong, kuntilanak dan beberapa karakter hantu lainnya," kata Soni.
Komunitas ini sudah mulai dikenal masyarakat. Tak jarang mereka diundang untuk mengikuti acara seperti Halloween party maupun pesta kostum lainnya.