Komunitas Lima Gunung Siap Menggelar 'Pesta'

Esti Utami Suara.Com
Kamis, 30 Juli 2015 | 11:32 WIB
Komunitas Lima Gunung Siap Menggelar 'Pesta'
Wisata di lereng Gunung Merapi. (Antara/Aloysius Jarot Nugroho)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komunitas Lima Gunung Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dalam waktu dekat akan kembali menggelar festival. Acara tahunan ini akan digelar di Dusun Tutup Ngisor, Desa Sumber, Kecamatan Dukun pada 14-17 Agustus 2015 mendatang.  

Penyelenggaraan Festival Lima Gunung oleh kalangan seniman petani ini, dinilai telah  memberikan inspirasi kepada banyak pihak, khususnya menyangkut nilai-nilai budaya persaudaraan.

"Festival yang tahun ini memasuki penyelenggaraan ke-14 itu, sebagai peristiwa berkelanjutan. Sudah menginspirasi banyak pihak, termasuk inspirasi persaudaraan, bukan hanya para pelaku tetapi juga kalangan yang lebih luas," kata pemerhati budaya, Johann Mardjono.

Ia mengemukakan festival yang penyelenggaraannya tanpa melibatkan sponsor maupun penyelenggaranya mengedarkan proposal bantuan dana kepada berbagai pihak tersebut, telah menjadi peristiwa kebudayaan yang penting di Indonesia.

Peserta yang datang dari berbagai kota di Indonesia, khususnya para seniman dan pemerhati budaya, mengaku sangat merasakan semangat persaudaraan dalam pesta kesenian dan kebudayaan masyarakat dusun-dusun di kawasan lima gunung yang mengelilingi Magelang, yakni Gunung Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Menoreh.

Johann mengaku selama beberapa tahun terakhir menghadiri peristiwa tersebut bersama koleganya dari Jakarta. Dan kali ini ia akan hadir bersama sejumlah kawannya dari Jakarta. Ia bersama sejumlah koleganya itu, akan bersepeda mulai dari Muntilan, Kabupaten Magelang menuju lokasi festival.

"Buat saya, mereka malah menjadi saudara saya yang dari jauh, dari Jakarta," katanya.

Ia mengemukakan pentingnya festival tersebut diselenggarakan secara berkelanjutan dengan antara lain selalu memperkuat komunitas tersebut dalam berjejaring dengan berbagai pihak, termasuk dari kota-kota lain, baik di dalam dan luar negeri.

"Para pegiat komunitas yang tentu tahu persis keadaan internal, harus bisa, dan harus mengembangkan komunikasi ke dalam dan ke luar," katanya.

Ia menambahkan festival ini sangat bermanfaat bagi warga setempat yang terkait dengan kemajuan dan nilai penting perkembangan teknologi informasi pada era kesejagatan ini.

"Bagi warga desa di lima gunung dan sekitarnya, FLG mempunyai nilai informasi, apalagi di zaman android yang mendunia. Sekarang siapa yang tidak tahu FLG? Semua pemerhati kan sudah tahu. Inilah yang menjadi kekuatan, maka diperlukan PR-PR (public relation) yang hebat," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI