Menteri Arief: Wisata Bahari Jadi Prioritas Hingga 2019

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 30 Juli 2015 | 03:29 WIB
Menteri Arief: Wisata Bahari Jadi Prioritas Hingga 2019
Pantai Senggigi, Lombok, salah satu destinasi wisata bahari di Indonesia (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah menyatakan serius untuk menggarap wisata bahari bahkan wisata berbasis air itu menjadi salah satu jenis wisata yang diprioritaskan untuk dikembangkan pada 2015 hingga 2019.

"Wisata bahari itu porsinya 35 persen dari jenis wisata yang akan dikembangkan pada 2015 sampai 2019," kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di Jakarta, Rabu (29/7/2015).

Ia mengatakan, wisata bahari bahkan telah ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata sebagai salah satu program unggulan dalam pembangunan kepariwisataan nasional.

Menteri Arief menekankan arah pengembangan wisata bahari fokus pada destinasi pantai, selam, dan selancar, yacht, kapal pesiar, dan banyak kegiatan terkait laut serta masyarakat pesisir.

"Kita juga akan mendukung kampanye pelestarian lingkungan bahari dan peningkatan budaya bahari itu sendiri," katanya.

Menteri Arief Yahya mengatakan wisata bahari Indonesia perlu terus ditingkatkan agar kelak Indonesia menjadi destinasi bahari utama di dunia.

Kementeriannya menargetkan Indonesia mampu menjaring empat juta wisatawan mancanegara (wisman) wisata bahari sampai dengan 2019.

"Target wisata bahari kita pada 2019 kita bisa menjaring empat juta wisman, kalau tahun ini sebagai tahap awal kami targetkan bisa menjaring 1,3 juta wisman," jelas Arief.

Pihaknya juga menargetkan wisata bahari akan mampu menyumbangkan devisa hingga 4 miliar dolar AS pada 2019. Khusus untuk tahun ini, pemerintah menargetkan devisa wisata bahari bisa mencapai 1 miliar dolar AS.

"Kami akan mengembangkan kawasan strategis pariwisata nasional khusus untuk bahari di sebanyak 25 titik pada lima tahun ke depan," katanya.

Ia menambahkan, pada tahap pertama di tahun ini pihaknya akan mengembangkan 8 kawasan strategis pariwisata nasional khusus bahari.

Selain itu pemerintah akan membangun 100 marina, 10 pelabuhan kapal pesiar/cruise port yang memungkinkan untuk menampung 800 call, serta 45 destinasi selam.

Pada tahun pertama, kata Arief, sebanyak 25 destinasi wisata selam akan dikembangkan sampai akhir tahun ini di samping pembangunan marina di sejumlah daerah yang memungkinkan 750 kapal untuk bersandar, serta 400 call untuk cruise port.

Pihaknya memproyeksikan target kunjungan wisman wisata bahari akan meningkat dalam lima tahun terakhir dimana pada 2014 ditarget 1 juta, naik menjadi 1,3 juta pada 2015, 1,8 juta pada 2016, 2,3 juta pada 2017, 3 juta pada 2018, dan pada 2019 bisa mencapai 4 juta orang.

"Sebagian besar wisman meminati wisata pantai lalu yacht, kemudian cruise dan selam," katanya.

Menpar mengakui Indonesia belum secara optimal memanfaatkan wisata bahari sebagai sumber devisa padahal banyak negara lain sudah mengoptimalkannya.

Ia mencontohkan Queensland, Australia dengan panjang pangai 2.100 km bisa meraup devisa dari wisata bahari 3 miliar dolar AS pada 2012. Sementara Indonesia dengan garis pantai sepanjang 95.181 km kontribusi wisata baharinya hanya 1 miliar dolar AS.

Ke depan Arief menekankan pentingnya mengoptimalkan wisata bahari untuk menggenjot kinerja sektor pariwisata di Indonesia termasuk untuk mencapai target 20 juta wisman sekaligus memeratakan distribusi wisman ke seluruh pelosok nusantara. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI