Suara.com - Sebuah museum di Solo membuka layanan untuk konsultasi pernikahan. Pelayanan itu diserbu pasangan calon pengantin.
Museum itu bernama Radya Pustaka. Konsultasi itu seputar pawukon atau penghitungan Jawa. Banyak masyarakat yang datang.
Tidak hanya dari Solo saja, namun banyak masyarakat dari luar Solo seperti Jakarta, Surabaya, Jawa Timur yang meminati metode penghitungan Jawa tersebut. Mereka percaya melalui penghitungan Jawa ini apa yang dilakukan dan dilaksanakan akan dapat berjalanan dengan lancar.
Menurut Konsultan Penanggalan Jawa Museum Radya Pustaka Solo, Totok Yasmiran, kebanyakan masyarakat yang melakukan konsultasi ini mempertanyakan masalah pendirian rumah, pernikahan atau perkawinan, pindahan rumah, sunatan (khitan) dan boyongan. Bahkan, tak sedikit masyarakat yang ingin melahirkan juga melakukan konsultasi pawukon kepadanya.
"Layanan konsultasi pawukon Jawa dibuka setiap hari, kecuali Senin. Rata-rata orang yang datang untuk mencari hari baik ini rata-rata 3-5 orang," terang Totok saat ditemui Suara.com di sela-sela melayani konsultasi pernikahan di Museum Radya Pustaka Solo, Jawa Tengah, Sabtu (25/7/2015).
Masyarakat yang datang untuk melakukan konsultasi penghitungan Jawa ini sebagian besar adalah ingin mencari hari baik untuk perkawinan atau pernikahan. Pembukaan layanan penghitungan Jawa ini sudah dimulai sejak puluhan tahun yang lalu. Adapun tujuannya adalah untuk melestarikan nilai-nilai budaya Jawa. Terkait berapa besar biaya jasa konsultasi, pihaknya tidak mematok harga tertentu.
"Tidak ada patokan harga. Kita hanya sukarela, kalau mau memberi silakan. Yang jelas kita ingin membantu menyelesaikan persoalan kepada masyarakat," terang pria yang juga petugas museum tertua di Indonesia, itu.
Sementara salah seorang warga yang melakukan konsultasi, Bambang mengaku sudah menjadi tradisi turun temurun keluarganya. Sebelum menentukan hari atau tanggal pernikahan terlebih dahulu melakukan konsultasi.
"Sudah tradisi secera turun temurun. Jadi tidak bisa kita tinggalkan. Makanya saya ke (Museum Radya Pustaka) untuk melakukan konsultasi hari baik," terang warga Palur, Kabupaten Karanganyar.
Untuk diketahui, Museum Radya Pustaka memiliki koleksi yang terdiri dari berbagai macam arca, pusaka adat, wayang kulit dan buku-buku kuno. Koleksi buku kuna yang banyak dicari itu di antaranya mengenai Wulang Reh karangan Pakubuwono IV yang isinya antara lain mengenai petunjuk pemerintahan dan Serat Rama karangan Pujangga Keraton Surakarta bernamaYasadipura I yang menceritakan tentang wiracarita Ramayana. (Labib Zamani)