Suara.com - Ratusan warga dari berbagai daerah berebut dua gunungan dalam perayaan Gerebeg Syawal yang diselenggarakan oleh Keraton Solo, Jawa Tengah, Minggu (19/7/2015).
Pantauan Suara.com, upacara Gerebeg Syawal dimulai sekitar pukul 10.45 WIB. Acara dibuka drumband Bregada Tamtama Prajurit Keraton, Prajurit Prawira Anom, Prajurit Sorogeni, Pasukan Doropati, disertai dua gunungan yakni Jaler dan Estri.
Kedua gunungan tersebut diarak dari Kori Kamandungan Keraton Solo, menuju halaman Masjid Agung Solo yang berjarak sekitar 500 meter.
Gunungan Jaler berisi hasil bumi, berupa sayur-sayuran dan lauk-pauk, seperti kacang panjang, terong, tebu, telur, cabai merah, wortel dan jeruk. Sedangkan gunungan Estri berisi intip, rengginang, dilengkapi dengan bendera Merah Putih.
Sebelum diperebutkan, kedua gunungan itu didoakan terlebih dahulu di Masjid Agung. Setelah doa dipanjatkan, gunungan Jaler pun langsung "dijarah" oleh warga yang berada di sekitar serambi masjid. Warga bahkan rela berdesak-desakan hanya untuk mendapatkan sedekah dari Raja Keraton Solo tersebut.
Sementara, gunungan Estri dibawa kembali ke halaman Kori Kamandungan Keraton. Selama di perjalanan, sejumlah Abdi Dalem serta Sentono Dalem melakukan pagar betis, agar gunungan Estri tersebut tidak ikut diperebutkan warga.
Setelah sampai di halaman keraton, warga yang telah menunggu lebih awal, pun langsung berebut isi dari gunungan Estri itu.
Salah seorang pengunjung dari Sidoarjo, Jawa Timur, bernama Alfiah, mengaku senang bisa mendapatkan berkah dari Gerebeg Syawal Keraton Solo. Alfiah mengaku baru kali ini menyaksikan perayaan Gerebeg Syawal.
"Seru banget, bisa ikut berebut sedekah keraton. Saya dapat intip dan rengginag. Sedekah ini akan saya bawa pulang ke Sidoarjo. Semoga menjadi berkah, karena langsung saya peroleh dari keraton," kata Alfiah.
Sementara itu, Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, Kanjeng Pangeran (KP) Winarno Kusumo menjelaskan, Gerebeg Syawal merupakan tradisi tahunan yang dilakukan secara turun-temurun. Kegiatan itu bertujuan untuk mengingatkan perkembangan Islam masa lalu, di samping juga sebagai bentuk selamatan atau wilujengan.
"Gerebeg Syawal ini merupakan ucap syukur merayakan kemenangan bagi umat Islam yang sudah selesai menjalankan ibadah puasa selama 30 hari. Ucap syukur kita wujudkan dengan dua gunungan yang diperebutkan oleh warga," kata lelaki yang akrab disapa Kanjeng Win itu.
Lebih lanjut, Kanjeng Win mengatakan, sebagai pewaris kerajaan Islam, sudah menjadi kewajiban untuk terus mengingatkan peristiwa Islam kepada masyarakat. Masyarakat pun diminta untuk selalu bersyukur atas berkah yang mereka dapatkan di bumi. [Labib Zamani]
Gerebeg Syawal Keraton Solo, Sedekah Raja bagi Rakyat
Arsito Hidayatullah Suara.Com
Minggu, 19 Juli 2015 | 14:42 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Sejarah Gamelan Sekaten, Tradisi Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW di Keraton Solo
11 September 2024 | 15:46 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Lifestyle | 13:42 WIB
Lifestyle | 12:46 WIB
Lifestyle | 12:31 WIB
Lifestyle | 12:10 WIB
Lifestyle | 11:15 WIB
Lifestyle | 10:53 WIB