"Mengubah mindset itu tidak sulit. Ini bisa datang dari diri sendiri, ketika seseorang memiliki kebanggaan pada profesinya. Dan Go-Jek mampu memberi kebanggaan itu kepada para tukang ojek."
Suara Nadiem Makarim terdengar bangga saat menyebutkan capaian Go-Jek sejauh ini. Ya, laki-laki yang baru saja merayakan ulang tahun ke-31 ini layak berbesar hati. Upayanya tidak sia-sia, Go-Jek yang dirintisnya tidak tak hanya menjadi buah bibir, tapi juga mampu membantu ribuan tukang ojek di Jabotabek menggapai kehidupan yang lebih baik.
Dalam anggapan lulusan Universitas Harvard ini, berbisnis bukanlah melulu mencari untung, tapi juga membantu sesama mencapai kehidupan yang lebih baik. Itu sebabnya ia lebih suka disebut sebagai social entrepeneur ketimbang pengusaha.
Ia juga sering menekankan, Go-Jek bukanlah perusahaan ojek tetapi pencipta aplikasi yang peduli pada nasib tukang ojek dan mereka yang sebelumnya tak memiliki akses pada pekerjaan formal. Ya, Go-Jek yang dibidani Nadiem tak hanya berhasil membawa nama Indonesia ramai diperbincangkan di kalangan pembuat aplikasi. Lebih dari itu Go-Jek juga membuka pintu bagi ribuan orang yang tak berkesempatan mendapatkan pendidikan formal mengakses sektor formal atau malah menjadi pengusaha.
Lewat Go-Jek juga, laki-laki yang mengaku hobi nonton dan mendengar musik ini berhasil mengubah mindset tukang ojek, dari semula hanya sebagai tukang antar/jemput penumpang menjadi pengusaha
yang memiliki dan mengelola usahanya sendiri. Sejumlah tukang ojek yang bergabung dengan Go-Jek juga mengaku lebih produktif. Dan, di atas semua itu, mereka juga merasa lebih diapresiasi.
"Dulu mereka hanya mengantar penumpang, tapi kini pekerjaan yang dilakukan lebih rumit dan lebih kompleks," ujar Nadiem saat berbincang dengan wartawan di kawasan SCBD, Jakarta beberapa waktu
lalu.
Lewat Go-Jek, Nadiem juga berhasil mengubah mindset masyarakat. Bahwa kita perlu percaya setiap orang memiliki potensi yang bisa dikembangkan.
"Sebelum ini, banyak orang percaya bahwa tukang ojek hanya begitu-begitu saja. Padahal jika kita percaya pada potensi seseorang, maka itu menjadi pendorong yang luar biasa untuk maju dan berkembang," ujarnya sambil menceritakan bagaimana para tukang ojek yang bergabung dengan Go-Jek ternyata memiliki kemampuan yang tak ia sangka sebelumnya.
Meski perkembangan Go-Jek cukup pesat, yang dibuktikan oleh adanya puluhan ribu pengguna, tak serta merta membuat Nadiem puas. Ia mengakui banyak hal yang harus dibenahi dari 'bayi' yang ia lahirkan pada 2014 ini.
Untuk itu berbagai langkah dilakukannya. Ia tak segan membagi ilmunya kepada para pengemudi ojek yang telah memilih bergabung dengan Go-Jek. Ia ingin menularkan nilai-nilai profesionalisme dan kedisiplinan kepada semua 'pasukannya'.