Cinta Seni Sejak Kecil
Baginya membuat film tak hanya sebatas seni, tetapi juga belajar begitu banyak hal yang berharga yang tak bisa dinilai dengan uang, mulai dari sejarah, karakter manusia, kehidupan, nilai-nilai dan masih banyak lagi. Itulah yang membuat Rako terpacu untuk terus belajar dan mendapat banyak pengalaman dari karya-karya film yang dibuatnya.
Begitu kayanya pengalaman yang didapat selama berkecimpung di dunia film, membuat Rako semakin yakin bahwa profesinya ini memang passion-nya. Terlebih sejak kecil, ia memang sudah mencintai dunia seni. "Dari kecil sering nonton TV hingga larut malam. Bahkan saya merasa turning point saya adalah ketika ulang tahun yang ke-13, waktu itu bapak saya kasih hadiah kamera video kalau sekarang seperti handycam. Di situlah saya sering bereksperimen dengan alat itu," ceritanya panjang lebar mengingat masa lalu.
Sejak itulah bungsu dari tujuh bersaudara itu mulai tertarik dengan berbagai hal yang berkaitan dengan seni akting dan film. Hanya saja ketika itu, Rako belum terpikir atau bercita-cita ingin menjadi sutradara.
Semua itu dilakukannya masih sebatas hobi yang kemudian mengalami proses panjang yang akhirnya membawa Rako menjadi seorang sutradara ternama. "Saya sempat menekuni dunia fotografi cukup lama kemudian beralih ke dunia film setelah diajak oleh Rudi Sudjarwo. Belajar editing, script writing, asisten sutradara dan akhirnya menjadi sutradara," jelas si penulis puisi yang dipakai dalam film Ada Apa Dengan Cinta ini.
Perjalanannya menemukan 'soulmate'-nya ini tak lepas dari peranan sang ayah. Yah, selain kerja keras dan perjuangan gigih Rako, ayahnya juga punya andil yang begitu besar atas keberhasilannya.
Ia mengungkapkan saat akan menentukan dimana akan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, ayahnya justru menyarankan agar memilih kuliah yang tak menyita waktu sehingga tetap bisa menyalurkan bakatnya di dunia seni. Itulah yang kemudian membuat Rako memutuskan untuk kuliah di Sekolah Tinggi Ekonomi Perbankan Indonesia (STEKPI).
"Sebenarnya saya diterima di teknik industri Trisakti dan seni murni di ITB, tapi bapak saya malah menyarankan saya kuliah di STEKPI, karena kuliahnya nggak nyita waktu sehingga tetap bisa menyalurkan bakat seni saya," cerita anak dari pasangan Sutarjo Kolopaking-Tuti S Sutarjo ini.
Apa yang diprediksi oleh ayahnya itu ternyata benar. Setelah memutuskan kuliah di STEKPI, Rako tetap punya banyak waktu untuk mengalurkan hobinya di bidang seni, mulai dari main band, fotografi, melukis, nonton film dan masih banyak lagi.
Berkat arahan ayahnya inilah, bakat seni Rako kian berkembang secara maksimal bahkan ia benar-benar menemukan passionnya di dunia film. "Saya merasa diberkati sekali dan sangat berterima kasih dengan ayah saya. Ini sebuah karunia yang oke banget buat saya," ungkap Rako yang mengawali karirnya di dunia film sebagai script writer film Bintang Jatuh dan Tragedi.
Film terbaru dan keluarga kecilnya ...
Rako Prijanto Temukan 'Soulmate' Berkat Arahan Sang Ayah
Ririn Indriani Suara.Com
Rabu, 08 Juli 2015 | 18:02 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Profil Bondan Winarno, Kembali Dikenang Dibandingkan dengan Mark Wiens
23 November 2024 | 16:01 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Lifestyle | 09:55 WIB
Lifestyle | 09:50 WIB
Lifestyle | 09:05 WIB
Lifestyle | 08:12 WIB
Lifestyle | 08:10 WIB
Lifestyle | 07:10 WIB
Lifestyle | 21:18 WIB