Upss, Ada Makam Van Gogh di Lebak Banten

Esti Utami Suara.Com
Senin, 06 Juli 2015 | 13:21 WIB
Upss, Ada Makam Van Gogh di Lebak Banten
Ilustrasi lukisan Van Gogh. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tak banyak yang tahu, di Desa Sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten, terdapat makam seseorang yang berkaitan erat dengan maestro pelukis dunia Vincent van Gogh. Makam dengan tinggi satu meter dan berbentuk persegi tersebut diselimuti lumut. Tulisan di nisannya pun hampir tak bersisa. Di makam itulah Jean Louis van Gogh bersemayam.

Jean Louis van Gogh merupakan sepupu dari Vincent van Gogh. Jean Louis merupakan pengusaha pertama yang membuka perkebunan kelapa di sepanjang Pantai Ciantir, Sawarna. Sawarna terletak 200 kilometer dari Jakarta.

"Sekitar 1907, Jean Louis membuka perkebunan kelapa seluas 54 hektare, tepatnya terletak di pinggir Pantai Ciantir dan Tanjung Layar," ujar Sekretaris Desa Sawarna, Lili Suhaeli.

Lili menceritakan saudagar tersebut banyak menggunakan pekerja berasal dari luar Banten, tapi masih di Pulau Jawa, karena kondisi desa yang masih hutan belantara. Seiring perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk, terbentuklah komunitas penduduk yang diberi nama Sawarna.

Menurut cerita para tetua, sambung Lili, selain berusaha memajukan usahanya Jean Louis van Gogh juga memiliki cita-cita agar tempat usahanya kelak dikenal oleh generasi selanjutnya, tempat yang termasyur hingga ke mancanegara.

Lokasi itu dinamakan Sawarna, namun karena perbedaan logat, dialek dan bahasa sehari-hari mengakibatkan ada yang mengartikan bahwa Sawarna berasal dari Bahasa Sunda yakni "Sorana" yang bermakna suaranya.

"Pada kenyataannya, sekarang Desa Sawarna telah menjadi desa yang memiliki suara yang bergaung di seluruh negeri," ujar Lili.

Ia mengaku tak tahu, apakah ada kaitannya dengan cita-cita luhur saudagar asal Belanda tersebut, tapi ia yakin Desa Sawarna akan menjadi desa yang terkenal dan diminati para pelancong karena keindahan alamnya.

Jean Louis van Gogh sendiri ingin dimakamkan di Tanah Air. Makamnya baru ditemukan sekitar tahun 2000-an.

"Kami menanyakan langsung pada keluarganya di Belanda dan membenarkan ada makam keluarganya di Desa Sawarna," cetus pemuda yang juga Ketua Penjaga Pantai tersebut.

Desa Wisata Sejak ramai dikunjungi para peselancar dari berbagai negara, pamor Sawarna semakin mendunia. Kini Desa Sawarna, bermetamorfosis dari sekadar perkebunan kelapa menjadi desa wisata. Dengan mudah ditemukan, banyaknya "homestay" atau rumah penduduk yang disewakan pada pendatang.

Lili menyebutkan setidaknya terdapat 105 rumah warga yang difungsikan sebagai penginapan dengan biaya Rp300.000 hingga Rp500.000 per malam.

"Biasanya kalau akhir pekan semua rumah warga penuh terisi. Selain menyediakan penginapan, warga juga menyediakan makan dan minum para tamunya," jelas dia.

Perkampungan warga tersebut terletak antara perkebunan kelapa dan persawahan. Kondisi tersebut membuat wisatawan mau berlama-lama di desa wisata tersebut. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI