Suara.com - Di tengah suasana bulan suci Ramadhan, Galeri Indonesia kaya bersama pendalang Budi Ros, mempersembahkan sebuah pertunjukan wayang tavip atau wayang plastik bertajuk "Sunan Kalijaga" di auditorium Galeri Indonesia Kaya.
Sunan Kalijaga merupakan salah seorang wali songo pembela kebenaran. Lakon ini ditulis oleh Yudi Suryo Atmojo, Rangga Buana & Budi Ros sendiri. Pertunjukan ini mengangkat kisah Raden Syahid yang merupakan putra Adipati Tuban yang hidupnya serba kecukupan. Karena berpegang teguh pada hati nurani, ia bertentangan pendapat dengan sang ayah, dan terusir dari istana kadipaten. Bersama rekan-rekannya, Raden Syahid memilih tinggal di dalam hutan dan membentuk gerombolan perampok.
Mereka selalu merampok harta orang yang dianggap korup dan membagikannya kepada fakir miskin. Merasa terganggu, pemerintah Majapihit memburunya sehingga mereka terpojok dan akhirnya bubar, kecuali Raden Syahid.
Ia bertahan sendirian di dalam hutan, terus merampok, terus membagikannya pada si miskin, dan terus bersetia pada hati nurani. Di kemudian hari, itulah yang mengantarkannya menjadi orang besar. Titik balik terjadi ketika ia bertemu Sunan Bonang, yang kala itu telah dikenal sebagai salah seorang wali. Setelah berguru dengan Sunan Bonang, ia menjadi salah satu dari Wali Songo yang dikenal oleh sejarah sebagai Sunan Kalijaga.
Selain sebagai salah satu dari Wali Songo, ia dikenal pula sebagai mubalig, seniman, budayawan, cendikiawan dan tokoh pembaharu yang sangat besar peranannya dalam penyebaran Agama Islam di Nusantara.
“Keterlibatan Ny. Tavip mempertemukan saya dengan kecintaan baru terutama sejak memerankan tokoh dalang dalam lakon Sie Jien Kwie pada tahun 2010, saya terus mendalang wayang Tavip. Saya
berharap para penonton dapat menikmati sajian kisah klasik dari Sunan Kalijaga yang dikemas lebih inovatif, menarik dan segar,” ujar Budi Ros.
Dalang Wayang Tavip, Budi Ros, telah malang melintang di dunia pertunjukan dengan bergabung dengan Teater Koma, dan sering menjadi pemeran utama dalam pentasnya sejak 1985. Beberapa
naskah dramanya telah mendapat penghargaan dalam sayembara penulisan naskah drama: Festival Topeng (Dewan Kesenian Jakarta 2003) Aku vs Ayahku (Dewan Kesenian Surabaya 2004) Minyak Wangi Orang Mati (Salihara, 2004) Lugu Kayu Bakar (Anti Budaya Korupsi, 2004.
“Raden Syahid atau yang lebih dikenal oleh masyarakat nusantara dengan Sunan Kalijaga, merupakan salah satu wali songo yang terpopuler di tanah Jawa dan menjadi penghubung antara
pandangan Islam serta budaya Jawa. Dengan adanya pertunjukan ini, diharapkan para penikmat seni lebih mengenal kisah di balik proses perjalanan Sunan Kalijaga menjadi wali songo," ujar Renitasari Adrian Program Director Bakti Budaya Djarum.