Nikmatnya Sambai Oen Peugaga, Sajian Aceh Dari 44 Jenis Daun

Laban Laisila Suara.Com
Sabtu, 27 Juni 2015 | 16:31 WIB
Nikmatnya Sambai Oen Peugaga, Sajian Aceh Dari 44 Jenis Daun
Sajian khas Aceh super pedas 'sabai oen peugaga'. [suara.com/Alfiansyah Ocxie]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anda penikmat kuliner pedas? Jika ya, maka tak salah jika sesekali mencoba 'Sambai Oen Peugga.' Sambal khas Aceh yang mempunyai citarasa begitu menggoda, gurih, nikmat, dan bisa menjadi obat. Penganan ini masih bisa dinikmati setiap bulan Ramadan tiba.

Tak perlu takut kepedasan. Sambal tradisional masyarakat Aceh sejak turun temurun ini cukup mengerti lidah siapa saja. Baik mereka yang suka pedas atau tidak, bisa menikmati Sambai Oen Peugaga.

Sambai Oen Peugaga jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia merupakan sambal yang terbuat dari daun pegagan (Centella asiatica). Di Aceh, tanaman liar yang bisa tumbuh di pematang sawah atau kebun ini disebut disebut peugaga. Sedangkan di daerah lain, seperti di Banjar bernama jalukap, daun kaki kuda (Melayu), ampagaga (Batak), antanan (Sunda), dan gagan-gagan, rendeng, cowek-cowekan, pane gowang bagi daerah Jawa.

Sambai Oen Peugaga di Aceh diracik bersama dengan 44 dedauanan lainnya seperti daun tapak liman, daun jambu muda (pucuk), daun mengkudu, rebung kala, bunga pepaya, daun serai, daun jeruk purut, dan berbagai jenis daun lainnya.

Sebelum diolah menjadi penganan, 44 daun tersebut terlebih dahulu dipotong kecil-kecil. Jangan lupa, sebelum memotong, pastikan dulu dedauan sudah dalam keadaan bersih.

"Potong halus-halus semua daun. Lalu campurkan menjadi satu. Setelah itu uapin sebentar saja daun yang sudah dipotong," kata Julina (50), salah seoarang Sambai Oen Peugaga di Banda Aceh, Jumat (26/6/2015).

Julina, mulai menekuni pembuatan sambai oun peugaga sejak tahun 2005. Atau setelah orang tuanya meninggal dunia. Resep sambai oen peugaga yang ada padanya saat ini merupakan warisan turun temurun dari keluarga. Maka tak heran, jika dagangan sambai oen peugaga yang ia jual lebih laris.

Menurut Lina, pengolahan sambai oen peugaga tidak bisa dilakukan sembarangan. Jika salah sejak proses awal, bisa-bisa sambai oen peugaga tidak enak dimakan.

"Keluar bau menyegat dari daun-daun jika salah olah. Maka untuk menghilangkan rasa menyengat itu, dia harus diuap. Siap dipotong itu, diuap sekitar lima menit," ujarnya.

Setelah proses tersebut dilakukan, baru kemudian daun-daun yang ada di remas kembali. Tujuannya, kata dia, agar kandungan air dan bau pada daun keluar. Usai melakukan proses tersebut, barulah campuran beragam daun dikeringkan.

"Setelah kering lalu aduk dengan bumbunya," ujarnya.

Bumbu campuran yang dimaksudnya adalah, kelapa parut yang telah digonseng, kacang, bawang merah, cabai rawit, asam sunti, dan udang. 

"Campurkan daun ke dalam bumbu itu semua sampai merata. Jangan lupa kasih sedikit jeruk nipis dan garam secukupnya agar lebih terasa," tutur Lina.

 Setelah semua hal tersebut dilakukan, maka sambai oen peugaga pun siap disantap. Menikmati sambai oen peugaga di bulan Ramadan bisa membuat tubuh jauh lebih sehat. Kandungan vitamin yang terkadung dalam 44 dedauan itu memiliki khasiat yang baik untuk pencernaan dan pencegahan penyakit.

"Anging-angin keluar semua dari badan. Segar dan sangat bagus untuk pencernaan," kata Taufik salah seorang penikmat sambai oen peugaga.

Selain hal tersebut, sambai oen peugaga juga diyakini mampu meberikan nutrisi pada otak, sehingga membantu meningkatkan konsentrasi, daya ingat dan juga kecerdasan. [Alfiansyah Ocxie]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI