Suara.com - Gangguan saraf seperti saraf terjepit dan sakit di punggung merupakan salah satu keluhan yang dialami oleh banyak orang. Dan, bila Anda mengalami keluhan ini jangan dianggap remeh, karena bagian belakang tubuh manusia tersebut merupakan bagian vital lantaran ada begitu banyak saraf yang mengatur kerja tubuh.
Rentannya saraf dan tulang belakang mengalami gangguan membuat Haryanto tertarik mendalami pengobatan tradisional berbasis pijat yang dipadukannya dengan chi kung dan prana.
Namun, dalam terapi pijatnya ini, ia tak melulu menggunakan tangan. Ada beberapa alat dengan bentuknya yang unik juga dipakai oleh lelaki yang akrab disapa Suhu Haryanto ini untuk menangani keluhan kliennya.
Alat yang dipakainya itu ada yang bentuknya seperti sumpit dan penggaruk punggung yang terbuat dari tanduk kerbau, tetapi ada pula yang bentuknya sisir, sendok, centong dan masih banyak lagi.
"Semua alat ini dipakai sesuai kebutuhan, yang jelas mengikuti bentuk tubuh sehingga bisa mengenai titik akupuntur yang saya pijat untuk mempercepat proses penyembuhan," jelasnya sembari menunjukkan beberapa alat terapinya kepada suara.com di ruang praktiknya di pro V Clinic, Jalan Permata Safir I Blok W5, Permata Hijau, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Terapi unik ala Suhu Haryanto yang dikenal dengan sebutan terapi Neuro Tendo Stimulasi (NTS) ini merupakan pengembangan dari berbagai terapi penyembuhan tradisional yang dipelajarinya selama mendalami ilmu beladiri kungfu sejak 1976 yang kemudian dipadukannya dengan penyelarasan energi chi atau prana.
"Jadi, dulu waktu latihan kungfu ada kalanya murid-murid saya mengalami cedera seperti keseleo atau terkilir, di situlah saya menerapi mereka dengan pijat," ujarnya yang hingga kini masih rutin berlatih kungfu.
Langganan publik figur dan selebriti ...
Berawal dari Kungfu
Awal-awal melakukan terapi penyembuhan, kata Suhu Haryanto, hanya mengandalkan tangan, tapi seiring berjalannya waktu mengalami mengalami banyak pengembangan. Ia tidak hanya menggunakan jari tangan, tapi juga benda-benda lain seperti ranting kayu, tusuk gigi, sendok, anak kunci, dan sejenisnya. "Terapi pijat dengan bantuan alat tersebut saya dapat setelah belajar dengan seorang guru perantauan," ceritanya.
Tak berhenti sampai di situ, pengobatan ala kungfu ini kemudian Suhu Haryanto gabungkan dengan konsep tentang fungsi tulang belakang. Ia mengatakan baik dalam tinjauan kedokteran modern maupun pengobatan tardisional Tiongkok, tulang belakang merupakan organ yang sangat penting. Selain menjadi penyangga tubuh, tulang belakang juga menjadi kanal yang melindungi jaringan saraf.
Jaringan saraf ini, lanjut Suhu Haryanto, menjadi penghubung antara otak dan organ-organ tubuh lainnya, termasuk organ reproduksi. "Itu artinya, bila terjadi gangguan di tulang belakang, maka saraf lainnya bisa terganggu. Akibatnya, kerja organ yang disaraf juga bisa bermasalah," imbuh lelaki yang ternyata pernah berprofesi sebagai wartawan di tahun 1970-an ini.
Nah, dengan pengembangan terapi penyembuhan yang telah dilakukan selama puluhan tahun itu, lelaki bernama lengkap Suharjanto Djunadi ini kini tak hanya dapat membantu gangguan seperti saraf terjepit di tulang belakang, tetapi juga keluhan lain seperti migrain, vertigo, sesak napas, nyeri dada, masalah kesuburan dan masih banyak lagi.
"Gangguan di saraf belakang bisa menyebabkan gangguan lain, karena di tulang belakang 'kan banyak saraf yang menghubungkan ke bagian tubuh lainnya. Makanya, sakit kepala dan gangguan mata bisa muncul juga karena ada keluhan di punggung," terang lulusan Akademi Akuntansi Indonesia (AAI) ini.
Pengalaman Suhu Haryanto sebagai penyembuh sejak 1982, telah banyak menolong orang terhindar dari tindakan operasi saraf tulang belakang, mulai dari kalangan bawah hingga kalangan atas seperti publik figur, selebriti hingga tokoh nasional.
Tak heran bila Suhu Haryanto kerap diundang sebagai pembicara di berbagai stasiun televisi nasional maupun lokal dan acara seminar bertema kesehatan.
Ingin membuat buku ...
Ingin Bikin Buku dan Berbagi Ilmu
Selain banyak menimba ilmu penyembuhan di dalam dan luar negeri seperti Tiongkok, Hongkong, Vietnam, Thailand dan India, Suhu Haryanto juga memimpin sebuah organisasi yakni Asosiasi Penyembuh Alternatif Indonesia (APALI) sebagai Ketua Umum.
Di luar kesibukannya sebagai penerapi, Suhu Haryanto tetap mempunyai waktu untuk dirinya sendiri dan keluarga tercinta. Lelaki yang memiliki dua anak ini mengaku senang menikmati waktu luangnya di rumah bersama keluarga atau travelling ke tempat-tempat eksotis seperti Bali, Vietnam, Thailand, India dan lain-lain.
"Saya paling suka ke Bali, selain eksotis tempatnya juga mendamaikan hati," cerita lelaki yang menyukai alam pegunungan dan pantai sebagai tempat liburannya.
Pilihan tempat liburan favoritnya yang bertema alam ini ternyata selaras dengan kepribadian Suhu Haryanto yang berpembawaan tenang, ramah dan bersahaja ini. Di tempat-tempat itulah ia tak hanya menikmati keindahan alam dan mensyukuri hidup, tetapi juga untuk berkontemplasi. "Jadi, liburan tak hanya untuk senang-senang, tetapi juga untuk olahraga jiwa, olahraga batin," jelasnya berfilosofi.
Lantas, untuk menjaga kesehatan dan kebugaran fisiknya, olahraga apa yang rutin dilakukannya? "Yang jelas sampai sekarang saya masih rutin latihan kungfu, di luar itu sesekali berenang," jelas penggemar tahu, tempe dan gado-gado itu.
Di usianya yang sudah berkepala enam itu, Suhu Haryanto mengaku masih mempunyai beberapa keinginan yang ingin diwujudkannya yaitu, membuat buku seputar terapi penyembuhan dan berbagi ilmu penyembuhan untuk sesama.
"Saya ingin sekali terapi penyembuhan yang saya miliki bisa ditularkan ke lebih banyak orang lagi agar ada banyak lagi orang yang bisa dibantu hingga kalangan terbawah. Selain bisa bantu sesama, juga bisa membantu membuka lapangan pekerjaan," ceritanya penuh semangat.
Bagi Suhu Haryanto, ilmu yang didapatnya tak hanya untuk mencari materi, tetapi juga harus diamalkan untuk sesama yang benar-benar membutuhkan. "Buat saya itulah keseimbangan hidup yang sesungguhnya, ada yin dan yang," katanya bijak menutup perbincangan seru pagi itu.