Cerita Kopi dari Paman Hendri

Esti Utami Suara.Com
Rabu, 17 Juni 2015 | 09:37 WIB
Cerita Kopi dari Paman Hendri
Hendri Kurniawan. (suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - "Kopi menyatukan orang-orang, tapi bisnis sering menjadi jurang pemisah. Itu sebabnya saya ingin menyebarkan semangat untuk menikmati kopi dengan lebih fun," itulah filosofi kopi seorang  Hendri Kurniawan.

Kata-kata ini meluncur Hendri, saat berbincang dengan suara.com di sela kompetisi barista yang digelar di sebuah pusat perbelanjaan di Kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara beberapa waktu lalu. Ia sedang menjadi juri di sana. Esoknya ia harus berangkat ke Swedia untuk mendampingi anak didiknya yang dipercaya mewakili Indonesia untuk bertanding di sebuah kompetisi kopi di negeri skandinavia itu.

Nama Hendri Kurniawan sudah tak asing lagi di kalangan pencinta kopi di Indonesia. Laki-laki yang lahir dan besar di Jakarta ini adalah salah satu pionir kopi spesial di Indonesia.

Selama hampir 20 tahun terakhir, hidup Hendri seakan tak bisa lepas dari biji hitam itu. Demi memaknai dunia kopi Indonesia, Hendri telah menempuh perjalanan ribuan kilometer melanglang buana mengenali dunia kopi dunia. 'Ziarah' kopi ke sejumlah wilayah di Indonesia juga kerap dilakoninya, untuk menyelami kehidupan petani kopi dan berbagai tradisi ngopi di berbagai daerah.

Hendri juga rajin mengikuti kompetisi dan pelatihan untuk menjadi pelakon industri kopi. Keseriusan ini mengantarkan Hendri menjadi orang Indonesia pertama yang berhak menjadi hakim teknis untuk World Barista Championship. Bahkan Hendri juga orang pertama di ASEAN, yang menyandang predikat “WBC Technical Judge”. Ini  setelah ia menuntaskan ujian di Nagoya, Jepang pada Oktober 2012 silam.

Hendri Kurniawan saat menjuri dalam kompetisi barista. (suara.com)

Ia menyimpan mimpi, para barista Indonesia bisa bersanding dengan biji kopi asal Indonesia. Tampil di panggung dunia dan bersaing dengan barista dari negara lainnya.

"Indonesia merupakan salah satu produsen kopi terbesar di dunia, namun tak ada barista yang berhasil ke babak final kejuaraan dunia barista," ujarnya masygul.

Itu sebabnya, sarjana arsitektur lulusan sebuah perguruan tinggi di Jakarta ini akan dengan senang hati membagi ilmunya kepada siapapun yang punya niatan untuk menjadi penikmat dan peracik kopi terbaik. Passion Hendri lantas berhasil menjangkitkan 'demam' kafein di berbagai kota di Indonesia.

Sejak mulai aktif di organisasi Kopi Spesial Indonesia, Hendri sering berperan sebagai panitia sekaligus Juri Teknis dan Perasa pada IBC di kota Jogja, Surabaya, Bandung, hingga final di Jakarta pada tahun 2010 silam.

Namun demikian, Hendri selalu merendah. Ia selalu mengatakan perannya terbatas sebagai stage manager atau orang yang bertugas membereskan meja kerja para barista seusai mereka selesai berkompetisi di kejuaraan Indonesia Barista Championship.

"Dunia specialty coffee di Indonesia sangat potensial. Saya ingin ikut terlibat menyiapkan pasar untuk kopi Indonesia," ujarnya.

Tak hanya membantu pelaku pasar, Hendri juga ingin mengedukasi konsumen menikmati kopi. Karena menurutnya, menikmati kopi tak hanya sekedar rasa tapi ada banyak faktor lainnya.

"Rasa kopi hanyalah 10 persen, dari total elemen untuk menikmati kopi," cetusnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI