Suara.com - Indahnya batik Kudus yang relatif tak sepopuler batik dari daerah lain di Indonesia, oleh desainer ternama Denny Wirawan dijadikan inspirasi di koleksi terbaru label fesyennya Balijava.
Koleksi ini, sebelumnya telah diperkenalkan Denny pada acara Indofest di Nottingham, London pada awal Juni lalu sebagai teaser untuk peragaan busana Balijava-Batik Kudus yang akan dihelat pada September mendatang di Jakarta.
“Saya ingin mengajak masyarakat untuk bersama-sama mencintai dan melestarikan Batik Kudus yang dikenal memiliki motif yang unik dengan ragam pola yang rumit namun tetap halus. Motif-
motif ini sekarang sangat langka dan menjadi tanggung jawab kita untuk melestarikan
dan mengembangkannya," ujar Denny.
Motif-motif asli Batik Kudus seperti motif Merak cattleya latar biji mentimun, motif bunga parijoto, motif Merak njraping (saling menengok) latar Beras kecer, motif Taman teratai latar Galaran Arab, motif Kaligrafi, motif Buketan, dan motif Mbako latar cengkehan pun tampil apik saat diaplikasikan dalam koleksi terbaru line Balijava.
Gaya modern lagi edgy, membuat koleksi kali ini terasa beda.
Selain membawakan 20 koleksi Balijava-Batik Kudus pada saat acara Indonesia Festival atau yang lebih dikenal dengan sebutan Indofest ini, Denny Wirawan juga melakukan pemotretan untuk lookbook dan fashion spread Majalah Harper’s Bazaar untuk edisi khusus bulan Agustus 2015.
Dan, untuk koleksinya kali ini, Denny Wirawan mempercayai Atiqah Hasiholan sebagai ‘muse’ dengan harapan dapat memperkenalkan Batik Kudus di kalangan generasi muda.
Batik Kudus dikenal sejak tahun 1930-1960 yang berawal dari pengaruh kuat daerah pesisiran dan memiliki ciri khas kepala buketan serta dlorong. Pada awal tahun tersebut, karya pembatik bernama Lie Boen In cukup populer karena motif khasnya sarat akan isen-isen yang cukup padat, seperti motif Buket latar Biji Mentimun.
Pada tahun 1950-an mulai bermunculan pembatik baru yang mengembangkan Batik Kudus seperti Ok Hwa, Gan Tjioe Gwat, dan Oei Siok Kiem yang sangat populer dengan motif Merak Cattleya dengan latar isen-isen Cengkehan.
Namun, di akhir 1960-an produksi kain di Kudus menurun dengan karena berkembangnya industri kretek. Banyak pembatik yang akhirnya memilih untuk beralih profesi menjadi buruh linting rokok.
Inspirasi Batik Kudus di Koleksi Teranyar "Balijava"
Esti Utami Suara.Com
Selasa, 16 Juni 2015 | 07:42 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Makna Batik Rangrang, Motif Baju Bobby Kertanegara saat Terima Penghargaan dari Google
15 Desember 2024 | 16:44 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Lifestyle | 09:10 WIB
Lifestyle | 08:10 WIB
Lifestyle | 08:05 WIB
Lifestyle | 07:32 WIB
Lifestyle | 05:00 WIB
Lifestyle | 21:56 WIB
Lifestyle | 20:44 WIB
Lifestyle | 20:06 WIB
Lifestyle | 19:48 WIB