5 Prosesi yang Dijalani Gibran dan Selvi Sebelum Mengikat Cinta

Ruben Setiawan Suara.Com
Kamis, 11 Juni 2015 | 07:02 WIB
5 Prosesi yang Dijalani Gibran dan Selvi Sebelum Mengikat Cinta
Iriana Joko Widodo beserta keluarga memperkenalkan Selvi Ananda Putri, mantan Putri Solo yang akan menikah dengan putranya, Gibran Rakabuming, (14/4). (Antara/Maulana Surya)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Serangkaian prosesi pernikahan anak sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dengan Selvi Ananda telah selesai pada Rabu (10/6/2015). Pada hari Kamis (11/6/2015), Gibran dan Selvi akan melangsungkan akad nikah serta resepsi.

Dari Solo, Jawa Tengah, Rabu malam, dilaporkan, proses yang telah dituntaskan, yaitu "tembungan" atau lamaran, pemasangan "bleketepe", "siraman", "seserahan" atau "peningset" serta "midodareni".

Berikut ini secara lengkap satu-persatu prosesi yang dijalani Gibran dan Selvi sebelum mengikat cinta mereka hari ini.

Pertama: Pemasangan "Bleketepe"

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memasang anyaman daun kelapa atau "bleketepe" di depan kediamannya di Jalan Kutai Utara Sumber, Solo, Jawa Tengah.

Pemasangan bleketepe dilakukan di Kediaman Jokowi di Sumber, Rabu, sekitar pukul 8.45 WIB.

Jokowi didampingi istri, Iriana Joko Widodo dan kedua putranya yakni Kahiyang Ayu dan Kaesang Pangarep turut serta dalam acara itu disaksikan anggota keluarga yang lain.

Jokowi mengenakan beskap landung warna cokelat dan blangkon sedangkan Iriana menggunakan kebaya sifon bunga-bunga kutu baru dominan merah.

Sedangkan Kahiyang menggunakan kebaya warna hijau dan Kaesang menggunakan beskap seperti yang digunakan ayahnya.

Dalam prosesi itu, Jokowi menaiki sebuah tangga untuk secara simbolis memasang bleketepe sedangkan Iriana menyerahkan anyaman itu dari bawah.

Kemudian keduanya membuka singkap yang menutupi pisang raja, daun beringin, dan kelapa cengkir gading yang dipasang di sisi kanan kiri menutupi tiang bleketepe.

Jokowi sebelumnya memasang setangkai padi pada rangkaian tiang tersebut.

Widodo, salah satu paman keluarga Jokowi, mengatakan, pemasangan "bleketepe" dilanjutkan dengan ucapara sungkeman dan menunggu air siraman dari keluarga calon mempelai wanita.

"Ini semua mengikuti prosesi adat Jawa. Kami mohon doa agar semuanya berjalan dengan lancar," katanya.

Selanjutnya: Siraman

Setelah pemasangan "bleketepe" proses dilanjutkan "siraman". Prosesi siraman secara bergantian dilakukan di rumah Selvi dan Gibran dengan menggunakan air dari tujuh sumber mata air.

Ketujuh sumber mata air itu dari Masjid Agung Surakarta, Ndalem Mloyokusuman, Keraton Kasunanan, Keraton Mangkunegaran, Masjid Mangkunegaran, air Zam-zam serta sumur kediaman pribadi.

Proses siraman di kediaman Selvi dimulai pukul 09.00 WIB yang dilakukan secara bergantian oleh Didit Supriyadi dan Sri Partini selaku kedua orang tua Selvi, kemudian dilanjutkan oleh kerabat yang dituakan.

Paman Presiden Jokowi, Setyawan Prasetyo, mengatakan dalam acara siraman ada tujuh keluarga yang menyiramkan air kepada calon pengantin Gibran Rakabuming Raka.

Tujuh orang itu sebagian besar adalah Paman Jokowi dan kerabat lain yakni Bu Noto, Pak Rudi, Pak Purnomo, Setyawan Prasetyo, Pak Widodo, dan Pak Hari.

"Gibran setelah mandi dan berganti pakaian auranya langsung kelihatan," kata Setyawan.

"Siraman" juga dilasanakan di kediaman Selvi. "Proses siraman dilakukan keluarga saya, 'bude-bude' (bibi) saya," ujar Selvi.

Selanjutnya: Sadean Dawet

Setelah "siraman", orang tua Selvi, Didit Supriyadi bersama istrinya, Sri Partini, menjalani prosesi Sadean Dawet (menjual es dawet) kepada para tamu yang hadir di tempat tinggalnya.

Dawet atau cendol yang berbentuk bulat bermakna kebulatan tekad orang tua untuk menikahkan anak mereka.

Para tamu undangan yang hendak membeli es dawet tersebut membayar bukan dengan uang, melainkan menggunakan "kreweng" atau pecahan genteng rumah.

"Kreweng" yang berasal dari tanah liat memiliki arti bahwa manusia sejatinya akan kembali lagi menjadi tanah ketika meninggal dunia.

Sri Partini bertugas melayani para tamu yang membeli dawet, sedangkan Didit menerima "kreweng" sebagai alat pembayarannya.

Hal itu bermakna tentang kewajiban suami-istri dalam hidup berumah tangga ialah saling bahu membahu dalam menafkahi keluarga.

"Sadean dawet" atau jualan cendol merupakan bagian dari rangkaian adat pernikahan Jawa yang akan dilangsungkan putra pertama Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan Selvi Ananda.

Selanjutnya: Seserahan

"Seserahan" Usai siraman di rumah kediaman Selvi, air siraman dibawa dengan menggunakan bejana emas oleh Paman Presiden Joko Widodo, Miyono Suryosardjono.

Miyono juga mengantarkan "seserahan" atau "peningset" kepada keluarga Selvi Ananda di kediaman di Sumber, Banyuanyar, Solo, Jawa Tengah, Rabu malam.

Sebelum rombongan berangkat ke kediaman orang tua Selvi yang jaraknya sekitar 200 meter, Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi menunjuk Miyono untuk mewakilinya.

"Kepada Bapak Miyono bolehlah saya mengatakan soal menyerahkan kepada Anda untuk 'nglarapaken' Gibran ke rumah calon besan Bapak Didit Supriyadi serta menyerahkan tanda cinta berupa sarana kepada Selvi Ananda. Semoga langkah Anda, 'pinaringan wilujeng'," kata Presiden Jokowi.

Rombongan yang dipimpin Miyono kemudian berangkat ke rumah keluarga Selvi. Dalam rombongan Gibran Rakabuming mengikuti acara tersebut, namun tidak terdapat Ibu Negara Iriana.

Barang-barang inti yang diserahkan antara lain dibawa adik Gibran, Kaesang dan Kahiyang serta keluarga dan kerabat dekat keluarga.

"Seserahan" atau hantaran yang diserahkan terdiri atas pakaian, tas, sepatu, alat make up, parfum, perhiasan, batik, jadah beras ketan, serta buah-buahan.

Keluarga besar Selvi Ananda memberikan "angsul-angsul" atau buah tangan kepada mempelai pria yang juga putra Presiden RI Jokowi, Gibran Rakabuming Raka di malam midodareni.

"Angsul-angsul" itu merupakan bentuk oleh-oleh balasan atas seserahan yang dibawa mempelai pria saat berkunjung ke kediaman mempelai wanita di malam midodareni.

"Angsul-angsul" yang diberikan keluarga Selvi Ananda kepada Gibran berupa sejumlah makanan seperti buah dalam sangkar, kue dalam toples, dan sejenis pakaian yang tersimpan dalam kotak-kotak berwarna merah marun.

Setelah dilakukan prosesi penyerahan, "seserahan" kemudian dibawa masuk rumah calon mempelai perempuan diiringi lagu "Lir-Ilir".

Selanjutnya: Midodareni

Prosesi dilanjutkan dengan dengan midodareni. Malam midodareni yang dijalani Selvi-Gibran, Rabu malam berlangsung selama satu setengah jam, meliputi acara nyantrik, yakni untuk memastikan calon pengantin laki-laki akan hadir dalam akad nikah dan sebagai bukti keluarga calon pengantin perempuan benar-benar siap melakukan prosesi pernikahan di hari berikutnya.

Prosesi midodareni juga diikuti perkenalan antarkedua keluarga besar dan nasihat dari orang tua pengantin putri kepada calon menantu yang biasa disebut Sabdo Tomo.

Acara dilanjutkan dengan rangkaian penyerahan kancing gelung atau busana pengantin putra yang akan digunakan keesokan harinya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI